News

Yayasan BUMN Luncurkan Program “Mendengar Jiwa”, Peduli Kesehatan Mental

Program ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret bagi generasi muda yang semakin rentan terhadap gangguan kesehatan mental.

Konstruksi Media – Yayasan BUMN meluncurkan program “Mendengar Jiwa” di Posbloc Jakarta, hal tersebut menanggapi semakin meningkatnya krisis kesehatan mental di kalangan remaja.

Program ini bertujuan untuk memberikan solusi konkret bagi generasi muda yang semakin rentan terhadap gangguan kesehatan mental.

Untuk itu, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong agar Yayasan BUMN terus bertransformasi merespons isu masa kini dan masa depan berupa layanan kesehatan mental.

“Saat ini kementerian BUMN sudah menyediakan fasilitas untuk mendukung kesehatan mental di tempat kerja, karena kesehatan mental sangatlah penting dan diperlukan solusi konkret untuk penanganannya. kinerja dan produktivitas di tempat kerja sangat dipengaruhi oleh kesehatan mental para pegawai,” terang Erick Thohir sebagaimana diberitakan, (13/10/2024).

Tidak hanya di lingkup Kementerian BUMN saja, Program Mendengar Jiwa hadir juga memberikan ruang luas melalui pendekatan holistik yang melibatkan pelajar, mahasiswa, orang tua, dan institusi pendidikan. Berkolaborasi dengan Health Collaborative Center sebagai salah satu advokasi kesehatan nirlaba di Indonesia.

Dia menambahkan, setelah berhasil menghasilkan program yang terdiri dari skrining kesehatan mental melalui platform digital yang mudah diakses, edukasi dan pelatihan bagi siswa dan orang tua, serta akses yang lebih dekat ke fasilitas kesehatan mental. 

Selain itu, program ini menciptakan Zona Mendengar Jiwa yang menjadikan sekolah dan kampus sebagai ruang aman di mana pelajar dapat berdiskusi tentang masalah mental dan mencari bantuan.

Ketua Yayasan BUMN Syafuan mengatakan, bahwa, berdasarkan data, 42% pelajar mengalami kecemasan ringan, sementara 40% mahasiswa baru telah terdiagnosis kecemasan sebelum memulai kuliah (Infodatin & FISIP UI, Kemenkes RI).

“Tanpa penanganan tepat, masalah ini dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, penurunan prestasi akademik, serta tindakan self-harm. untuk itu kami hadir memberikan solusi dan mengajak semua pihak untuk peduli terkait isu kesehatan mental ini,” kata Syafuan.

Menyoroti pentingnya dukungan psikologis sejak masa remaja, sejumlah pembicara seperti Prilly Latuconsina, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, Winy Nila W., Ariel Tatum, dan pemerhati kesehatan mental lainnya, ikut memeriahkan acara dalam sesi talkshow interaktif.

Para peserta juga diajak mengikuti sesi journaling bersama Raden Prisya, meditasi bersama Putra Wiramuda, dan Art Therapy bersama Nathania Kusuma yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri dan keseimbangan mental.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button