MaterialNewsProduk

Pemerintah Terus Dorong Peningkatan Kualitas Baja Konstruksi di Indonesia

Pertumbuhan rata-rata konsumsi (demand) Baja Nasional sepanjang tahun 2024-2030 sebesar 5,5% per tahun. Dan angka produksi Baja Nasional juga tumbuh rata-rata sebesar 3% per tahun.

Konstruksi Media, Jakarta – Baja tak bisa dipisahkan dalam pembangunan nasional. Baja memiliki peran sangat penting dalam pengembangan konstruksi dalam negeri.

Karena itu, dalam melaksanakan pembangunan konstruksi di seluruh Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong peningkatan kualitas dan penggunaan konstruksi baja di Indonesia.

Demikian disampaikan Abdul Muis, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR saat menyampaikan sambutannya pada kegiatan Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja 2024 bertajuk “Menjadikan Konstruksi Baja Tuan Rumah di Negeri Sendiri” yang diselenggarakan ISSC di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Abdul Muis mengatakan, Kementerian PUPR dipercaya mengelola anggaran Tahun 2024 sebesar Rp162,39 Triliun dengan rincian sebesar Rp49,09 Triliun (SDA), Rp63,02 Triliun (Bina Marga), Rp35,49 Triliun (Cipta Karya), dan Rp12,71 Triliun (Perumahan).

“Berdasarkan total anggaran tersebut, diestimasikan jumlah kebutuhan material dan peralatan konstruksi, khususnya material baja konstruksi sekitar 1,1 juta ton. Di samping itu, selama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), estimasi kebutuhan baja konstruksi pada tahun 2023-2024 sekitar 331,2 ribu ton,” jelas Dirjen Abdul Muis.

Sementara, mengacu pada data South East Asia Iron and Steel Institute (SEASI), diestimasikan pertumbuhan rata-rata konsumsi (demand) Baja Nasional sepanjang tahun 2024-2030  sebesar 5,5% per tahun. Dan angka produksi Baja Nasional juga tumbuh rata-rata sebesar 3% per tahun.

“Oleh karena itu, Kementerian PUPR mengapresiasi Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) atas inisiasinya melaksanakan kegiatan seminar nasional ini. Harapannya, pada akhir pelaksanaan ini kita akan memperoleh kolaborasi yang baik melalui sinergitas seluruh pemangku kepentingan terkait konstruksi baja,” tambah Dirjen Abdul Muis.

Dirjen Abdul Muis juga berharap, visi, misi, dan program kerja ISSC yang telah disusun dan ditetapkan dapat diimplementasikan menjadi kerja-kerja nyata dalam menghadapi perubahan dan tantangan di bidang konstruksi, serta dalam rangka menjadi mitra kerja Pemerintah.

“Saya ingin berpesan, bahwa pelaksanaan pembangunan infrastruktur nasional skala besar harus dapat dibangun secara profesional sehingga tidak hanya dilihat secara kuantitas namun tetap menjaga kualitas,” pesan Dirjen Abdul Muis.

“Dengan demikian, peningkatan aktivitas pembangunan nasional dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan industri konstruksi. Khususnya terhadap peningkatan penggunaan dan kualitas konstruksi baja nasional,” tandas Dirjen Abdul Muis. (*/Hasanuddin)

Artikel Terkait

Back to top button