InfrastrukturJalan

Teka-Teki Rencana Pembangunan Tol Yogja-Bawen

Pembangunan Tol Yogja-Bawen masih belum ada kepastian akan dimulai proses groundbreaking.

Konstruksi Media – Pembangunan Tol Yogja-Bawen menimbulkan teka-teki lantaran beberapa pihak belum mengetahui detail rencana groundbreaking. Menurut kabar, kegiatan tersebut akan digelar pada 31 Maret 2022.

Mengutip Harianjogja.com, lokasi awal kegiatan konstruksi dilaksanakan di Dusun Sanggrahan, Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati. Namun, saat dikonfirmasi belum mendapatkan kabar yang pasti.

PPK Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogja-Bawen Wijayanto mengatakan, pembahasan konstruksi pembangunan jalan tol masih terus dimatangkan. Namun, kata dia, pelaksaannya belum bisa dipastikan. Pasalnya, menurut Wijayanto, rencana dimulainya pembangunan jalan tol pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut masih akan disampaikan kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

“Kalau perencanaan sudah ada. Tapi masih rencana ya, belum ada persetujuan dari Ngarso Dalem,” ucap Wijayanto, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, belum bisa menceritakan secara detail rencana tersebut sebelum mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY.  Menurut Wijayanto, groundbreaking tinggal menunggu waktu.

“Nanti kalau sudah fiks jadi tidaknya, mau di mana, kapan waktunya akan kami sampaikan. Yang jelas arahannya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono nggak usah pakai seremoni-seremonian,” kata pria yang akrab disapa Totok itu.

Pembebasan Lahan Proyek Tol Yogyakarta-Bawen

Pematokan lahan calon proyek tol Yogyakarta-Bawen di wilayah Magelang yang berlangsung sejak Februari 2022 ditargetkan rampung pada Maret 2022.

Baca juga: Tol Pekutatan-Mengwi di Bali Siapkan Jalur Sepeda dan Pejalan Kaki

Kepala Bidang Penataan Ruang dan Pertanahan DPUPR Kabupaten Magelang Adhang Atfan Ludhangtono mengatakan, proses pematokan sudah dilakukan di 12 desa dari 2 kecamatan dengan luasan mencapai sekitar 164 hektar.

“Informasi dari PPK pengadaan lahan, pemasangan sudah sampai di Desa Keji kecamatan Muntilan dan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid,” kata Adhang, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, total desa yang terdampak dari pengadaan Tol Yogja-Bawen yakni 44 desa dari 7 kecamatan. Dengan, total luasan lahan yang aoan terdampak yakni sekitar 595 hektare.

“Dari pendataan lahan yang terdampak kebanyakan merupakan kawasan pertanian yakni sekitar 380 hektar luasnya,” ucap dia.

Tol Yogja-Bawen seksi 1 terdiri dari dua bentuk, yakni elevated (melayang) dan di atas tanah, dimulai dari Tirtoadi di Kecamatan Mlati Sleman, hingga Banyurejo di Kecamatan Tempel. Dilengkapi dengan simpang susun Banyurejo. Kontruksi di atas tanah dimulai dari Banyurejo dan menuju Timur ke Selokan Mataram.

Tol akan dibangun elevated hingga Margokaton dan Margodadi. Sementara itu, sebagian kontruksi di Margomulyo dibuat di atas tanah menuju Simpang Susun Tirtoadi Mlati.

Rencana pembangunan jalan Tol Yogja-Bawen menjadi berkat bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, pengelola jalan tol telah melakukan proses pembayaran Uang Ganti Kerugian (UGK) bagi warga terdampak di Tirtoadi, Mlati.

PT Jasamarga Yogja-Bawen Banu bersama BPN Kanwil DIY sudah menggelar musyawarah warga di Margomulyo (Seyegan).

“Kalau sudah ada kepastian jadwalnya akan kami kabari. Untuk estimasi dana pembebasan lahan untuk tol Yogja-Bawen sekitar Rp7,5 triliun,” kata Humas PT Jasamarga Yogja-Bawen Banu Subekti.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button