Wisnu W. Pettalolo: Peluang Harus Diciptakan
Wisnu mendirikan Indonesian Dredging and Reclamation Association (IDRA) atau Asosiasi Kontraktor Perusahaan Pengerukan dan Reklamasi Indonesia (AKPPRI) dan menjadi Ketua Umum periode kepengurusan 2019-2024.
Konstruksi Media, Jakarta – Wisnu W. Pettalolo, sosok tak kenal menyerah dengan menciptakan peluang yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Kesan ini yang Konstruksi Media dapatkan ketika pertama kali bertemu dengan beliau di Menara Kadin, Jakarta.
Pria Bugis Kaili ini berjibaku merangkak dari nol untuk membesarkan sektor bisnisnya hingga bisa terus berkembang hingga saat ini. Ia memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dengan mengawali karier di bisnis kontraktor Hak Penguasaan Hutan (HPH). Kemudian, merambah ke bisnis pertambangan mineral dan batu bara.
“Saya itu kalau background pendidikan, sebenarnya saya orang ekonomi. Di bisnis pertambangan saya mengawalinya di jasa supporting logistic mining batubara dan mineral, jadi kaitan usaha saya merupakan bagian daripada ekosistem dari bisnis support equipment atau alat berat yang awal mulanya dari bisnis jasa kontraktor HPH,” kata Wisnu kepada Konstruksi Media, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sebelum menekuni dunia pertambangan dan batubara, terlebih dahulu fokus menggarap pekerjaan hutan melalui pemanfaatan hasil hutan di Sulawesi dan sampai ke Papua. Dulu, kata Wisnu, bersama partner asal Serawak, Malaysia dengan menggunakan PT Sulawesi Argomalindo Lestari (PT SAL) mengirimkan kayu log ke industri plywood PT Kayu Lapis Kendal, Jawa Tengah dan PT Kutai Probolinggo, Jawa Timur. Pekerjaan ini digeluti dari tahun 1994 sampai pada akhirnya diputuskan untuk berhenti pada 2002.
Jadi dari pengalaman menggeluti jasa kontraktor HPH, kata dia, mengantarkan ke pekerjaan saat ini. Dari sana dasar pengalaman menggunakan alat berat dan angkutan kayu log (shipping company), saya masuk di pertambangan di Galian C di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah dengan PT. Kaltim Persada (PT. KP) untuk memenuhi kebutuhan material pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur dan Republik Palau, sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik.
“Buat saya peluang itu harus diciptakan, jadi peluang itu datang karena kita ciptakan itu saja,” ujarnya.
Uniknya, kata dia, pada saat terjadi krisis moneter atau krismon pada tahun 1998 yang mengakibatkan Presiden Soeharto lengser, informasinya tidak sampai ke telingganya.
“Saat itu sebagian besar aktivitas kehidupan saya habiskan di dalam hutan,” ujar dia.
Dirikan IDRA
Wisnu W. Pettalolo menjabat sebagai Direktur Utama PT Batulicin Borneo Maritim, perusahaan yang bergerak dibidang pengerukan dan reklamasi. Pada 14 Maret 2018, Wisnu mendirikan Indonesian Dredging and Reclamation Association (IDRA) atau Asosiasi Kontraktor Perusahaan Pengerukan dan Reklamasi Indonesia (AKPPRI) dan menjadi Ketua Umum periode kepengurusan 2019-2024.
Ia mengatakan, pendirian IDRA dilandasi lantaran ingin mengawal dan menjamin Konvensi International Maritime Organization (IMO) yang mewajibkan setiap negara menjamin kepastian alur untuk dilewati oleh seluruh kepentingan pelayaran.
Tadinya, kata dia, anggota IDRA adalah pelaku jasa kontraktor yang melakukan pekerjaan normalisasi alur dan reklamasi yang memiliki Surat Izin Usaha Pengerukan dan Reklamasi (SIUPR). Saat ini, jumlah anggota IDRA berjumlah 56 perusahaan.
Wisnu mengatakan, peluang kerja sama tetap dijajaki dengan perusahaan pengerukan kelas dunia, agar bisa bersinergi dan bekerja sama dengan Perusahaan kontraktor yang tergabung didalam Indonesian Dredging and Reclamation assosiaciation (IDRA). Saat ini Perusahaan-perusahaan kelas dunia tersebut sudah datang dan mulai menjalin kerja sama dengan para anggota IDRA.
“Saya ingin mengatakan bahwa mereka punya teknologinya dan memilik kemampuan untuk berinvestasi. Kita harus menjalin kerja sama dan jangan sampai kita jadi penonton di negeri sendiri tetapi menjadi penentu dan pemain di sektor ini,” jelas Wisnu W. Pettalolo.
Saat ini, kata dia, sedang menjalin sindikasi dengan dua perusahaan. Namun, belum bisa dibuka dengan siapa melakukan kerja sama. Menurut Wisnu, pekerjaan pengerukan dan reklamasi di Indonesia masih sangat berpeluang besar.
“Dari catatan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia di tahun 2020 bahwa Indonesia memiliki 2.439 pelabuhan dari Sabang sampai Merauke dan harus mendapat perhatian untuk maintenance disetiap periode tahunan yang telah ditentukan. Sektor pekerjaan jasa pengerukan dikatakannya sangat memiliki prospek untuk digeluti, untuk masuk di sektor ini cukup berat karena pelaku usaha harus memiliki kapal keruk dan harus membuktikan kepemilikan kantor sendiri,” ucap Wisnu.
Indonesia, kata dia, merupakan negara maritime, seharusnya sudah dipersiapkan untuk mengeruk alur, karena alur ini titipan dunia. Bayangkan, Selat Malaka yang notabene selat internasional tidak dimainkan alurnya bisa terjadi pendangkalan sedimentasi. Untuk itu, harus secara rutin di-maintenance.
“Ada alur dan kolam pelabuhan yang cepat terjadi sedimentasi atau pendangkalannya cepat karena secara geografis dekat dengan aliran sungai muara, apalagi di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Mereka mengandalkan sungai jadi harus mendapat perhatian untuk maintenance pengerukan,” ujar Wisnu yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Asosiasi dan Himpunan.
Gabung Kadin Indonesia
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid melantik Wakil Ketua dan Kepala Badan pada Rabu (20/10/2021).

Mereka yang terpilih bersama-sama akan menjalankan program Kadin dalam menggerakan roda perekonomian sebagaimana diamanatkan UU No.1 Tahun 1987 Tentang Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Wisnu W. Pettalolo mendapatkan amanah untuk menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Asosiasi dan Himpunan Kadin Indonesia.
Ia mengatakan, Kadin memiliki dua penguatan legalitas, yakni Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987 Tentang Kamar Dagang dan Industri serta, dan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2022 tentang Persetujuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kamar Dagang dan Industri.
“Jadi jelas kami di Kadin ini pelaku usaha di sektor jasa konstruksi cukup banyak yang tergabung di asosiasi konstruksi dengan berbagai segmen kegiatan sektor jasa konstruksi,” ucap Wisnu W. Pettalolo.
Menurut Wisnu, Sesuai dengan hasil munassus perubahan AD/ART Kadin, bahwa asosiasi profesi saat ini sudah menjadi bagian dari anggota luar biasa Kadin (ALB) dengan status tercatat, karena asosiasi profesi merupakan bagian dari kegiatan jasa dan industri yang ada di setiap asosiasi Perusahaan dari jasa dan industri yang tergabung di anggota luar biasa Kadin.
“Memang kita butuh waktu untuk menyosialisasikan dari hasil Musyawarah Nasional Khusus (Munassus) Kadin tersebut, banyak asosiasi profesi yang menjadi bagian ekosistem dunia usaha. Saya ambil contoh, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Asosiasi Pilot dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia yang berpotensi dapat bergabung dengan Kadin,” ucap Wisnu.
Ia mengatakan, banyak profesi menjadi bagian dari ekosistem dunia usaha. Kalau mereka semua yang berprofesi berkumpul dan negara menjamin dengan diberi kebebasan sebagaimana tercantum di undang-undanghal tersebut tentunya akan lebih baik.
“Tentunya untuk menjadikan semua itu bisa tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia masih butuh waktu untuk mensosialisasikannya, dengan harapan agar suatu saat nanti semua dapat tergabung didalam satu ekosistem dunia usaha sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1987 yang menjadikan Kadin inklusif, kolaboratif dan progress menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.