
Teknologi dan Keberlanjutan dalam TVD
Salah satu penerapan nyata TVD adalah pemanfaatan teknologi Building Information Modeling (BIM), yang memungkinkan visualisasi digital proyek sebelum pembangunan fisik dimulai. Dengan BIM, kontraktor dapat mengidentifikasi potensi inefisiensi sejak dini, mengurangi risiko perubahan desain di tengah proyek, dan memastikan penggunaan material yang lebih efektif.
Selain itu, TVD juga mendorong penggunaan material ramah lingkungan dan teknik konstruksi yang lebih efisien dalam konsumsi energi. Misalnya, penggunaan beton daur ulang, sistem pendinginan pasif, serta penerapan energi terbarukan dalam bangunan semakin menjadi standar dalam proyek-proyek modern.
Profesor Abduh juga menambahkan bahwa TVD berpotensi menjadi standar baru dalam industri konstruksi Indonesia.

“TVD bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi juga soal inovasi dan keberlanjutan. Dengan penerapan yang tepat, kita bisa mengurangi limbah konstruksi, meningkatkan daya tahan bangunan, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat,” tuturnya.
Tantangan dan Prospek TVD di Indonesia
Di negara maju seperti Amerika Serikat, TVD telah diterapkan dalam berbagai proyek, tetapi di Indonesia konsep ini masih dalam tahap pengenalan. Keberhasilannya sangat bergantung pada peran aktif pemilik proyek dalam menerapkan sistem ini. Tanpa inisiatif dari owner, kontraktor dan konsultan sulit menjalankannya secara optimal.
“Kuncinya ada di pemilik proyek. Jika mereka mengadopsi sistem ini, maka seluruh pihak yang terlibat dalam proyek bisa bekerja lebih efisien dan mendapatkan keuntungan dari efisiensi yang dihasilkan,” jelasnya.
Dengan semakin tingginya tuntutan efisiensi dan keberlanjutan dalam industri konstruksi, penerapan Target Value Delivery dapat menjadi solusi untuk menghasilkan proyek berkualitas tinggi dengan biaya yang lebih kompetitif. Namun, keberhasilannya akan sangat bergantung pada kesiapan industri dalam beradaptasi dengan pendekatan kolaboratif ini. (***)