HeadlineINFOKorporasiNews

Waduh! Danantara Bongkar Kebobrokan Krakatau Steel: Nggak Pernah Untung, Nggak Pernah Efisien

Dapat pinjaman senilai Rp8,28 triliun untuk menopang restrukturisasi dan perbaikan kinerja.

Konstruksi Media – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) belum lama ini mengucurkan pinjaman senilai Rp8,28 triliun kepada PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Dana tersebut akan digunakan untuk menopang restrukturisasi dan perbaikan kinerja produsen baja pelat merah itu yang dinilai telah lama bermasalah.

Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, menegaskan bahwa Krakatau Steel membutuhkan pembenahan menyeluruh. Ia bahkan menyebut kondisi perusahaan telah lama tidak sehat.

“Bongkar habis. Nggak pernah untung. Nggak pernah bagus. Nggak pernah efisien,” tegas Rohan di Gedung Wisma Danantara, Jakarta, belum lama ini.

Menurut Rohan, banyak persoalan di tubuh Krakatau Steel bersumber dari investasi yang tidak tepat dan manajemen yang kurang efisien. Padahal, industri baja nasional ini memiliki struktur bisnis lengkap dari hulu hingga hilir.

“Itu industri besar. Tapi selama ini, untuk menutupi operasionalnya, satu per satu aset dijual—mulai dari pengolahan air hingga hampir menjual pelabuhan,” ujarnya.

Rohan menyoroti bahwa pelabuhan yang dimiliki Krakatau Steel merupakan salah satu aset strategis karena memiliki kedalaman yang memungkinkan kapal berukuran besar bersandar.

“Pelabuhan itu modal utama. Paling dalam di Indonesia, dan tidak dimiliki tempat lain,” tambahnya.

Baca juga: Tuntaskan Utang Restrukturisasi, Krakatau Steel Catat Laba Bersih US$22 Juta hingga Kuartal III/2025

Dalam proses restrukturisasi, Danantara akan menyalurkan dana Rp8,28 triliun sebagai modal kerja. Tahap awal disalurkan dalam bentuk Pinjaman Pemegang Saham (PPS) senilai US$250 juta. Selanjutnya, Krakatau Steel akan mengajukan tambahan hingga US$500 juta untuk mendukung kelanjutan restrukturisasi setelah tercapai kesepakatan dengan pihak perbankan.

Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung operasional utama perusahaan, seperti pembelian bahan baku slab baja bagi pabrik Hot Strip Mill (HSM), Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil Full Hard (CRC F/H) di pabrik CRM PT KBI, serta pasokan untuk pabrik pipa baja PT KPI dan produk baja turunannya.

Sementara itu, Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa suntikan dana diberikan karena beban utang KRAS yang besar telah menekan kinerja keuangan perusahaan.

“Utangnya cukup besar. Ini sedang kita restrukturisasi. Tahun lalu pabriknya juga sempat terbakar, dan baru kembali beroperasi pada Desember lalu,” kata Dony di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10).

Ia menegaskan, Danantara tidak hanya memberikan modal kerja, tetapi juga memastikan penggunaannya berjalan efektif melalui perbaikan tata kelola.

“Kita akan injeksi modal kerja, tapi agar efektif tentu harus dibarengi perbaikan manajemen secara komprehensif,” ujarnya menutup. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan