
- Kluster 1: Representasi Estetika Tradisi
- Kluster 2: Ruang Tempat dan Arsitektural
- Kluster 3: Sensorik, Refleksi, dan Dialog
- Kluster 4: Narasi Tradisi dan Multimedia
Masing-masing kluster tersebut dipaparkan ke dalam empat sesi presentasi yang dilanjutkan dengan pandangan dari penilik dan audiens. Empat sesi ini mengeksplorasi pengetahuan terkait tradisi dan konvensi sosial dalam estetika, desain, dan proses kreativitas sebagai benang merah yang menyatukan.

Dalam wacana awam, tradisi berkonotasi erat dengan hal romantis historis dari masa lalu serta nilai luhur yang retrospektif. Namun secara metodologis, tradisi dapat diletakkan sebagai konsensus pengetahuan sosial yang berelasi dengan denyut kehidupan yang sedang berjalan. Tradisi tidak terkunci tapi berkembang, merespons terhadap kemunduran dan kemajuan zaman yang kita alami.
Para kandidat berbicara tentang batas-batas konsep tradisi, estetika, mengeksplorasi potensi kreatifnya, serta merumuskan kerangka teoretis baru dalam bentuk kritik dalam koridor transformatif seni rupa dan desain kontemporer.
Imam Ardhianto, Ph.D., yang bertindak sebagai penilik pada masing-masing sesi, menekankan bahwa penting untuk melihat bahwa wajah tradisi itu adalah bagian dari imajinasi semua orang dalam dunia modern yang beragam. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memulai dengan membayangkan secara plural, bahwa desain ruang hidup seperti arsitektur, ruang, bangunan, penataan ruang hidup/mata pencaharian, dan juga ruang religius itu beragam sekali pendefinisiannya, mekanisme sosial yang melatarinya, dan juga implikasi-implikasinya.