
Dirinya pun mengungkapkan bahwa uji coba tersebut memperoleh capaian yang baik. Dilihat dari segi kualitas, persentase tendik yang menjalani uji kompetensi sesuai standar meningkat dari 44 persen menjadi 80 persen. Tak hanya itu, inovasi ini juga berhasil menekan biaya pemetaan dari Rp 550 ribu menjadi Rp 50 ribu per orang dengan waktu pemetaan yang terpangkas dari tujuh hari menjadi tiga hari kerja saja.
Tidak hanya terbatas di Direktorat SDMO, Nur dan tim meyakini bahwa pengembangan instrumen ini juga dapat diterapkan pada seluruh jabatan fungsional di ITS. Menurutnya, dibutuhkan konsistensi dan dukungan dari banyak pihak untuk dapat mengembangkan inovasi ini ke lingkup yang lebih besar.
“Semoga ke depannya Direktorat SDMO bisa melanjutkan lagi apa yang sudah diinisiasi oleh Tim Srikandi ini,” imbuhnya.

Inovasi ini pun selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 4 yakni tentang pendidikan berkualitas. Berpegang pada tujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan lewat optimalisasi kompetensi para tendik. Inovasi ini juga mendukung upaya ITS akan keterbukaan informasi publik.
Berkat inovasi tersebut, Tim Srikandi ITS ini telah berhasil meraih medali platinum pada ajang Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) 2024, awal Desember 2024 lalu. Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas kontribusi Nur dan tim dalam meningkatkan kualitas manajemen sumber daya manusia di ITS.
Baca Juga :
- Kamaluddin Terpilih Aklamasi Pimpin AABI 2025–2030, Siap Jadikan Organisasi Pilar Pembangunan Jalan Nasional
- Wamenekraf Dukung Kreativitas Mahasiswa, Y.iD Award 2025 Bentuk Generasi Motor Ekonomi Kreatif
- Peringati Hari Bumi 2025, Telkom Indonesia dan Telkom University Gelar Pengukuran Stok Karbon di 25 Lokasi Nasional
- Inovasikan Pupuk Ramah Lingkungan, Tim Mahasiswa ITS Raih Juara di UI
- Menteri PKP Minta Balai Perumahan Pastikan Tidak Ada Hasil Pembangunan Perumahan Yang Mangkrak