EQUIPMENTTeknologi

Tim Anargya ITS Raih Prestasi Ajang Formula-E 2002 di Jakarta

Tim mobil listrik Anargya ITS didesain sebagai mobil sehari-hari untuk dikendarai dalam kota.

Konstruksi Media – Tim riset mobil listrik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih prestasi dalam kompetisi desain kendaraan listrik diselenggarakan di ajang Formula-E Jakarta 2022.

Adalah Tim Anargya ITS yang di Ketuai oleh Sultan Achmad Hidayatulloh, menginovasikan kendaraan listrik bernama Faratz EV, dan berhasil menorehkan gelar runner up dalam kompetisi tersebut.

Ia menambahkan, Faratz EV merupakan mobil urban bertenaga listrik bertema futuristik, minimalis, dan sporty. Mobil ini mampu menempuh jarak 300 kilometer dengan kecepatan maksimal 133,2 kilometer per jam.

“Setir mobil dirancang menggunakan power steering dan suspensi menggunakan tipe anti rollbar, sehingga mobil berjalan lebih stabil. Faratz EV didesain sebagai mobil sehari-hari untuk dikendarai dalam kota,” terang Sultan Achmad, sebagaimana ditulis Jumat, (10/6/2022).

Desain mobil Faratz EV oleh Tim Anargya ITS yang berhasil raih prestasi di ajang Formula-E Jakarta 2022. Dok. Ist

Ia melanjutkan, baterai yang digunakan pada mobil berjenis lithium iron phosphate (LiFePO4) bertenaga 79 kWh dan dapat terisi penuh hanya dalam waktu 1,7 jam dari keadaan kosong.

Baca Juga : ITS Siap Taklukkan SEM 2022 dengan Prototipe Antasena Alpha

“Perhitungan kami lakukan secara manual berdasarkan studi literatur dan hasil perhitungan disimulasikan dengan aplikasi Simulink,” tutur Mahasiswa Departemen Teknik Mesin ITS itu.

Sultan Achmad yang juga sebagai mekanik Tim Anargya ITS ini menjelaskan, keamanan mobil juga telah didesain lebih user friendly. Dalam keadaan tidak normal, mesin mobil dapat dihentikan perlahan secara otomatis oleh sistem. Namun pengendara juga bisa melakukan self diagnosis, di mana pengendara dapat mematikan sistem secara manual apabila merasakan kesalahan sistem.

“Sistem keamanan mobil secara manual ini dirancang lebih simpel, sehingga dapat melakukan aksi lebih cepat bila terjadi kesalahan sistem,” ungkap Sultan.

Selain itu, katanya, motor yang digunakan Faratz EV ini bertipe outrunner, umumnya mobil menggunakan motor tipe in wheel yaitu Motor Brushless DC (BLDC).

Desain rangka mobil yang dikembangkan di Faratz EV, rancangan Tim Anargya ITS. Dok. Ist

Penggunaan motor tipe outrunner ini sesuai dengan spesifikasi motor pada mobil yang membutuhkan daya sebesar 62  kWh. Pemilihan ini sangat berpengaruh pada kecepatan, konsumsi energi, dan akselerasi mobil.

“Meski menggunakan motor outrunner, motor dirancang untuk bekerja seperti BLDC,” imbuhnya.

Lebih jauh, dia mengatakan, desain bodi Faratz EV dirancang menggunakan bahan galvani steel yang memiliki bobot lebih ringan yaitu 72 kilogram. Sedangkan bobot dari chasis mobil sebesar 234 kilogram.

“Karena bobot baterai yang digunakan cukup berat, bodi dan rangka mobil didesain cukup ringan,” tuturnya.

Tim beranggotakan Muhammad Nizaar Musyaffa, Hamzah Nur Azzam, dan Febrian Dwi Saputra dibimbing oleh Alief Wikarta ST MSc Eng PhD ini berhasil keluar sebagai runner up dalam kompetisi desain kendaraan listrik yang sustainable.

“Harapannya, inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi versi prototype untuk kemudian diproduksi massal di Indonesia,” tutup Sultan.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp