News

Tiga Strategi Kementerian BUMN Sehatkan Keuangan Waskita Karya

Waskita Karya sempat mencatatkan laba yang besar di angka Rp 4,2 sampai Rp4,6 triliun pada tahun 2017 dan 2018.

Konstruksi Media – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, masih mendalami dugaan manipulasi laporan keuangan dan menyiapkan tiga strategi untuk menyehatkan kembali PT Waskita Karya Tbk.

Ia mengatakan, dugaan manipulasi keuangan Waskita Karya muncul karena sebelumnya mencatatkan laba yang tinggi, namun cash flow-nya justru minus dan terus mengalami penurunan laba.

“Hal ini menjadi pertanyaan, kenapa ada perusahaan yang labanya besar sekali sementara cashflow-nya minus dan margin keuntungan tipis,” kata Kartika di Jakarta, belum lama ini.

Ia mengatakan, Waskita Karya sempat mencatatkan laba yang besar di angka Rp 4,2 sampai Rp4,6 triliun pada tahun 2017 dan 2018. Namun, kata dia, memasuki tahun 2020 terjadi penurunan laba hingga minus Rp9,3 triliun lantaran impairment (penurunan nilai aset).

“Namun pada 2021 dan 2022, laba kembali membaik sebesar Rp1,8 triliun dan Rp1,7 triliun,” ujarnya.

Menurut dia, kementerian BUMN belum bisa memastikan penyebab ketidakberesan itu. Pasalnya, masih dilakukan investigasi dan kajian detail bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Baca juga: Motor Listrik ALVA CERVO, Lengkapi Gaya Hidup Modern

ia mengatakan, telah disiapkan tiga langkah untuk menyehatkan keuangan Waskita Karya. Pertama, melakukan proses restrukturisasi pinjaman perbankan dan restrukturisasi obligasi.

Proses ini termasuk melakukan divestasi aset berupa jalan tol yang dibangun Waskita tapi menyedot dana besar seperti Ruas Tol Becakayu (Bekasi-Cakung-Kampung Melayu) yang menghabiskan anggaran Rp11 triliun.

Waskita, kata dia, akan diberi suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui perusahaan lain lantaran Waskita Karya perlu dibersihkan terlebih dahulu.

“Kedua, perbaikan tata kelola finansial dan operasional, seperti kita ketahui ada beberapa kasus yang masuk di Kejaksaan dan di KPK juga di mana mereka ini memang sering terjadi invoice fiktif karena tidak menggunakan sistem, yang mengotomasikan keuangan di perusahaan,” jelasnya.

Strategi ketiga, kata Tiko, melakukan refocusing business pada tiap-tiap BUMN Karya sehingga ada streamlining bisnis dan mencegah dari persaingan usaha yang ketat.

“Kita ingin BUMN Karya ini ada streamlining. Kalau misalkan sekarang tujuh, nanti jadi tiga, tapi mereka punya spesialisasi yang tajam sehingga tidak setiap kali ada projek semua tujuh perusahaan ini melakukan bidding dan kemudian menjatuhkan harga, nah ini perlu dilakukan bersama-sama,” ujar Tiko.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button