Konstruksi Media — Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang tak pernah tidur, sebuah peristiwa bersejarah akan mengukir jejak baru dalam perjalanan industri Indonesia. Tanggal 21 Oktober 2025 nanti, Hotel Grand Mercure Kemayoran akan menjadi saksi bisu pertemuan para pemikir, pembangun, dan profesional yang berkumpul dalam The Indonesian Stainless Steel Summit 2025.
Lebih dari sekadar konferensi, acara ini adalah persimpangan jalan di mana kebijakan bertemu praktik, di mana mimpi kemandirian industri bertemu realitas lapangan, dan di mana masa lalu yang penuh perjuangan bersiap menatap masa depan yang gemilang.
Baja nirkarat, atau yang akrab kita sebut stainless steel, mungkin terdengar kurang familiar dan terlalu teknis bagi sebagian orang. Namun sesungguhnya, material ini adalah nadi kehidupan modern kita.
Dari dapur-dapur rumah tangga hingga gedung pencakar langit, dari kendaraan yang membawa kita pulang hingga peralatan medis yang menyelamatkan nyawa, baja nirkarat hadir dalam hampir setiap sudut kehidupan. Dan Indonesia, dengan kekayaan sumber daya nikel yang melimpah, tengah berdiri di persimpangan emas untuk menjadi pemain utama dalam industri global ini.
Perjalanan Indonesia dalam industri baja nirkarat adalah kisah tentang transformasi yang memukau. Pada 2021, Indonesia telah memproduksi sekitar lima juta ton lempengan baja nirkarat, angka yang melonjak signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Ini bukan sekadar angka di atas kertas, tetapi representasi dari ribuan tangan yang bekerja, ribuan keluarga yang menggantungkan harapan, dan sebuah bangsa yang bergerak menuju kemandirian ekonomi. Pertumbuhan produksi baja nirkarat global mencapai 7% pada 2024, dengan kawasan Asia di luar Tiongkok, termasuk Indonesia, Korea Selatan, dan Federasi Rusia, mencatatkan peningkatan 9,2% menjadi 7,82 juta ton.
Namun perjalanan ini tak selalu mulus. Baru-baru ini, Indonesia meraih kemenangan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam kasus DS616 terkait bea masuk anti-subsidi dan anti-dumping Uni Eropa terhadap produk baja nirkarat canai dingin dari Indonesia, dengan keputusan dirilis pada 2 Oktober 2025.
Kemenangan ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi tentang pengakuan dunia atas kualitas dan keadilan dalam persaingan global. Ini adalah bukti bahwa Indonesia tidak lagi sekadar pemain pinggiran, tetapi peserta aktif yang mampu membela kepentingannya di panggung dunia.
Di sinilah Indonesian Stainless Steel Development Association (INASSDA) mengambil peran penting. Sebagai wadah pengembangan industri baja nirkarat Indonesia, INASSDA memahami bahwa kemajuan bukan hanya soal teknologi atau modal, tetapi tentang pengetahuan, kolaborasi, dan visi bersama. The Indonesian Stainless Steel Summit 2025 dirancang sebagai wadah di mana berbagai pemangku kepentingan dapat bertemu, berbagi, dan bersama-sama merancang masa depan yang lebih cerah.
Acara seharian penuh ini akan menghadirkan jajaran pembicara yang tak hanya menguasai teori, tetapi juga memahami detak nadi industri. Septian Hario Seto dari Dewan Ekonomi Nasional akan membuka wawasan tentang bagaimana industri baja nirkarat dapat menjadi tulang punggung visi Indonesia Emas 2045.
Setia Diarta dari Kementerian Perindustrian akan membahas transisi menuju industri hijau dan berkelanjutan, sebuah keharusan di era perubahan iklim. Sementara Andri Gilang Nugraha Ansari dari Kementerian Perdagangan akan membedah strategi membuka pintu pasar global dan mengatasi hambatan perdagangan yang kerap menjadi batu sandungan.
Yang menarik, summit ini tidak hanya berbicara soal kebijakan dan strategi tingkat tinggi. Ada sesi khusus yang membahas sinergi antara pendidikan kejuruan dan kebutuhan nyata industri, yang akan dipresentasikan oleh Agus Salim Opu dari Politeknik Industri Logam Morowali. Ini adalah pengakuan jujur bahwa kesenjangan keterampilan adalah tantangan nyata yang harus dijembatani.
Tidak ada gunanya memiliki pabrik-pabrik canggih jika kita tidak memiliki tenaga kerja terampil yang mampu mengoperasikannya. Ini tentang manusia, tentang masa depan anak-anak muda Indonesia yang akan menjadi tangan-tangan terampil di pabrik-pabrik masa depan.
Dimensi internasional summit ini semakin memperkaya wawasan peserta. Catherine Houska dari Amerika Serikat akan berbagi pengetahuan tentang desain struktur baja nirkarat yang berkelanjutan dan tangguh.
Vincent Liao dari Shanghai Metals Market akan memaparkan pandangan pasar baja nirkarat Tiongkok, negara yang menjadi barometer industri global. Ini adalah kesempatan langka untuk memahami dinamika global dan bagaimana Indonesia dapat memposisikan diri di tengah persaingan yang ketat.
Lokasi penyelenggaraan di Grand Mercure Jakarta Kemayoran bukan pilihan sembarangan. Hotel berbintang lima ini melambangkan ambisi Indonesia untuk tampil profesional dan berkelas dunia.
Dengan fasilitas konferensi yang modern dan lokasi strategis di pusat ibu kota, venue ini menjadi simbol bahwa Indonesia serius dalam membangun industri baja nirkarat yang tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga matang dalam tata kelola dan jaringan.
Yang membuat summit ini istimewa adalah pendekatannya yang holistik. Tidak hanya berbicara tentang produksi dan angka-angka, tetapi juga tentang keberlanjutan, inovasi hijau, dan tanggung jawab sosial.
Konsep “green steel” atau baja hijau yang akan dibahas dalam summit ini adalah jawaban atas tuntutan zaman. Produksi baja nirkarat global diproyeksikan tumbuh 4,4 persen pada 2024, mencapai 60-61 juta ton, dan Indonesia ingin memastikan bahwa pertumbuhan ini tidak datang dengan mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan masyarakat.
Di era ketika perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan tetapi krisis masa kini, industri baja harus beradaptasi. Bagaimana memproduksi baja dengan jejak karbon yang minimal? Bagaimana memanfaatkan energi terbarukan dalam proses produksi? Bagaimana memastikan bahwa pertambangan nikel tidak merusak ekosistem? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab, didiskusikan, dan diperdebatkan dalam ruang-ruang konferensi nanti.
Bagi para pelaku industri konstruksi dan bisnis, summit ini adalah kesempatan emas untuk memahami arah kebijakan pemerintah, menjajaki peluang kolaborasi, dan membangun jaringan yang solid.
Dalam dunia bisnis modern, informasi adalah kekuatan, dan summit ini menawarkan akses langsung kepada para pembuat kebijakan dan ahli industri. Ini bukan sekadar mendengarkan presentasi, tetapi tentang berdialog, bertanya, dan menemukan solusi bersama.
Kebijakan hilirisasi yang dijalankan pemerintah Indonesia telah mengubah lanskap industri secara dramatis. Dari eksportir bahan mentah, Indonesia bertransformasi menjadi produsen produk jadi yang bernilai tambah tinggi.
Summit ini akan membahas secara mendalam bagaimana kebijakan ini berdampak pada industri baja nirkarat, tantangan yang dihadapi, dan strategi untuk memaksimalkan manfaatnya. Ini adalah momentum untuk memahami bahwa kemandirian ekonomi bukan slogan kosong, tetapi proyek nyata yang membutuhkan dedikasi dan kerja sama semua pihak.
Sesi tentang hambatan perdagangan dan diversifikasi ekspor sangat relevan di tengah dinamika geopolitik global yang terus berubah. Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada satu atau dua pasar. Diversifikasi adalah kunci ketahanan, dan summit ini akan memberikan panduan praktis bagaimana produsen Indonesia dapat menjangkau pasar-pasar baru, memenuhi standar internasional, dan bersaing secara adil di panggung global.
Yang tak kalah penting adalah aspek pengembangan talenta. Industri baja nirkarat membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan spesifik yang tidak bisa dipelajari dalam semalam. Kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri adalah kunci untuk menciptakan tenaga kerja yang siap pakai.
Politeknik Industri Logam Morowali adalah contoh konkret bagaimana pendidikan kejuruan dapat diselaraskan dengan kebutuhan industri nyata. Model ini perlu direplikasi dan diperluas untuk memastikan Indonesia memiliki pool talenta yang cukup untuk mendukung pertumbuhan industri.
Summit ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang. Ini adalah platform untuk membangun kesepahaman bersama, menyatukan visi, dan merumuskan langkah konkret. Setiap presentasi, setiap diskusi, setiap percakapan di sela-sela acara adalah benih yang ditanam untuk panen masa depan. Dan masa depan itu bukan milik perusahaan besar saja, tetapi milik semua orang yang percaya bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri global.
Di balik setiap lembar baja nirkarat yang berkilau, ada cerita tentang kerja keras, inovasi, dan harapan. Ada pekerja yang bangun pagi untuk mengoperasikan mesin, ada insinyur yang merancang produk baru, ada pengusaha yang mengambil risiko, dan ada pemerintah yang merumuskan kebijakan mendukung. Summit ini adalah persembahan untuk mereka semua, sebuah ruang di mana kontribusi mereka diakui, tantangan mereka dipahami, dan aspirasi mereka didengar.
Indonesia memiliki semua bahan untuk menjadi pemain besar dalam industri baja nirkarat global: sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang besar, pasar domestik yang terus tumbuh, dan pemerintah yang mendukung.
Yang dibutuhkan sekarang adalah eksekusi yang tepat, kolaborasi yang solid, dan komitmen jangka panjang. The Indonesian Stainless Steel Summit 2025 adalah langkah penting dalam perjalanan itu, sebuah momen di mana semua stakeholder berkumpul untuk memastikan bahwa potensi besar ini tidak sia-sia.
Ketika peserta summit nanti meninggalkan ruang konferensi di sore hari tanggal 21 Oktober, mereka tidak hanya membawa tumpukan materi presentasi atau kartu nama baru.
Mereka membawa sesuatu yang jauh lebih berharga: pemahaman yang lebih dalam tentang industri ini, jaringan yang lebih kuat, dan yang terpenting, keyakinan bahwa bersama-sama kita bisa membangun industri baja nirkarat Indonesia yang tidak hanya besar, tetapi juga berkelanjutan, inklusif, dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Referensi Tulisan:
1. https://inassda.org/event/inassda-full-day-seminar-on-stainless-steel/
2. https://www.statista.com/statistics/1132469/indonesia-stainless-steel-production/
3. https://worldstainless.org/media/press-releases/stainless-steel-melt-shop-production-increases-by-7-in-2024/
4. https://gmk.center/en/infographic/global-stainless-steel-production-grew-by-7-y-y-in-2024/
5. https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds616_e.htm
6. https://en.antaranews.com/news/383953/indonesia-wins-wto-case-eu-told-to-scrap-steel-trade-barriers
7. https://www.eventbrite.com/e/the-indonesia-stainless-steel-summit-2025-tickets-1529125869639




