Konstruksi Media – Masyarakat di Kabupaten Cianjur yang terdampak bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mulai menempati hunian tetap (Huntap) tahap I dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menyatakan, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa II berusaha secepat mungkin melaksanakan penanganan pasca bencana melalui pembangunan Huntap dengan teknologi rumah tahan gempa RISHA.
Menurut dia, masyarakat yang terdampak bencana segera membutuhkan tempat tinggal yang layak karena tempat tinggalnya banyak yang rusak parah khususnya yang berada di jalur sesar Cugenang.
“Kami (Kementerian PUPR) langsung bergerak di lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cianjur untuk mendata sejumlah infrastruktur dan perumahan masyarakat yang mengalami kerusakan dan perlu penanganan. Setelah dilaksanakan pendataan khususnya rumah masyarakat yang rusak dan berada di jalur sesar menjadi zona merah dan tidak holeh dibangun hunian kembali,” jelasnya.
Kompleks Huntap Tahap I, kata dia, dibangun di Desa Sirgaalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur sebanyak 200 unit diatas lahan seluas 2,4 hektar. Di bagian pintu gerbang utama ditempatkan papan nama perumahan bertuliskan Bumi Sirnagalih Damai.
Adapun spesifikasi bangunnya menggunakan struktur rumah tahan gempa RISHA, dinding bata ringan dan di plester aci. Rangka atap bangunan menggunakan baja ringan dan penutup atap galvalum. Sedangkan lantainya menggunakan keramik ukuran 60×60 dan pintu serta jendela UPVC dan plafond gypsum serta dilengkapi jaringan listrik 900 watt dan jaringan air PDAM. Jalan lingkungan juga tersedia dan dicor beton serta dilengkapi fasilitas balai warga, taman bermain dan penghijauan serta masjid.
“Pembangunan Huntap Tahap I ini kami lakukan secepat mungkin dan menjadi bagian dari operasi kemanusiaan Kementerian PUPR untuk membantu masyarakat dan Pemkab Cianjur sehingga tidak perlu terlalu lama tinggal di tenda pengungsian. Pembangunannya Huntap ini dibangun dengan RISHA selama tiga bulan mulai awal Desember 2022 dan bisa segera dihuni oleh masyarakat pada awal Maret 2023. Kami juga ingin masyarakat segera memanfaatkan bangunan ini bersama keluarganya dan memiliki semangat hidup baru,” ucapnya.
Baca juga: Puan Maharani Puji Pembangunan Hunian Tetap di Kabupaten Cianjur
Salah seorang warga penerima bantuan Huntap, Ibu Imaria (57 tahun) mengatakan, senang bisa mendapatkan bantuan Huntap dari pemerintah. Apalagi lokasinya sangat strategis dan tidak jauh dari jalan raya serta sarana transportasi yang mudah.
Menurut Imaria, sebelumnya dirinya bersama keluarga tinggal di Kampung Cisarua RT 1 /RW 4, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang. Lokasi desanya yang berada di jalur gempa sesar Cugenang membuat puluhan rumah masyarakat rusak dan tanahnya amblas sekitar satu hingga dua meter.
“Rumah saya dan tetangga juga rusak dan tanahnya banyak yang amblas. Dari BMKG juga bilang di lokasi tersebut menjadi zona merah dan tidak boleh dibangun hunian kembali. Jadi saya cuma bisa mengucapkan Alhamdulillah dan sangat senang karena bisa mendapat rumah baru dan direlokasi ke Huntap ini,” katanya saat ditemui di lokasi relokasi Huntap Tahap I di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (2/3/2023)
Imaria mengatakan, di tempat baru akan membuka usaha yang sama seperti yang dimiliki sebelumnya ditermpat tinggal yang lama yakni jual beli gas elpiji dan air dalam kemasan. Ia berharap ke depan pemerintah tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat pasca bencana gempa bumi karena banyak masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya.
Hal senada disampaikan oleh Ganjar (39 tahun) warga Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur. Dirinya datang ke lokasi Huntap bersama anaknya yang bernama Khairan untuk melihat langsung kondisi bangunan yang akan ditempatinya.
Ia mengatakan, sangat bersyukur akhirnya setelah tiga bulan tinggal di tenda pengungsian bisa melihat langsung rumah yang dibangun dengan teknologi rumah tahan gempa RISHA. Rumah yang ada dinilai sangat bagus dan kokoh dan memiliki lingkungan yang tertata dengan baik.
“Saya pengennya segera pindah dari tenda pengungsian ke RISHA ini. Bangunannya bagus, rapi dan kokoh dan warnanya juga cerah serta lingkungan juga baik, jalannya di cor dan ada balai warga dan taman buat anak-anak bermain,” katanya.
Baca artikel selanjutnya: