
Konstruksi Media – Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia akan menghadapi beberapa tantangan ke depan. Salah satunya adalah rendahnya tingkat utilisasi pabrik semen dan perlunya moratorium pembangunan pabrik baru.
Kapasitas produksi semen nasional terus meningkat dari 107 juta ton per tahun pada 2018 hingga mencapai 119,9 juta ton per tahun pada 2023. Namun, permintaan dalam negeri justru mengalami penurunan dari 69,5 juta ton pada 2018 menjadi 64,9 juta ton pada 2024. Akibatnya, tingkat utilisasi pabrik terus menurun sejak pandemi 2020 dan saat ini hanya sekitar 56%, jauh dari angka sebelum pandemi yang mencapai 65%.
“Dengan utilisasi pabrik yang masih rendah, sekitar 56,5%, diperlukan moratorium pembangunan pabrik semen baru untuk menjaga keseimbangan pasar,” ujar Lilik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa 4/2/2025.
Moratorium dan Dampaknya
Lilik menjelaskan bahwa permintaan moratorium didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain menurunnya profitabilitas yang berpotensi mengancam keberlanjutan industri semen yang sudah ada. Jika kondisi ini dibiarkan, investasi dalam teknologi rendah emisi CO2 yang dicanangkan pemerintah juga dapat terhambat. Selain itu, penurunan profitabilitas akan berdampak pada berkurangnya kontribusi pajak dan berpotensi menyebabkan pengurangan tenaga kerja di industri semen.