Eco GreenGedungNewsProfil

Tangan Dingin Wiza Hidayat, Bawa Gedung Kantor Pusat PT Indosat Raih Sertifikasi Gold GBCI

Tidak mudah untuk mendapatkan sertifikasi greenship green building pada gedung yang sudah lebih dari 35 tahun beroperasi.

GBCI, kata Wiza, dalam memberikan sertifkasi greenship building di bagi menjadi 4 level yakni bronze, silver, gold dan platinum, yang dilakukan penilaian berdasarkan rating tools GBCI.

“Hari ini (meraih sertifikat Gold) Insya Allah, 3 tahun lagi KPPTI dapat meraih yang platinum,” harapnya.

Beberapa Aspek Yang Perlu Diperhatikan

Dalam menilai atau memberikan sertifikasi Greenship, GBCI mempertimbangkan beberapa aspek utama yang mencerminkan prinsip keberlanjutan dalam konstruksi dan operasional gedung. Aspek-aspek tersebut meliputi efisiensi dan konservasi energi, pengelolaan air, kualitas udara dan kenyamanan dalam ruangan, pemilihan material ramah lingkungan, serta inovasi dalam desain yang mendukung keberlanjutan.

Selain itu, lanjut Wiza, faktor seperti pengelolaan limbah, dekat dengan sarana transportasi publik, serta integrasi dengan lingkungan sekitar juga menjadi bagian dari penilaian. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, sertifikasi Greenship memastikan bahwa gedung tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi penghuninya dan komunitas sekitarnya.

1. Aspek Appropriate Site Development (ASD)

“Kami bersama tim dalam beberapa bulan ini melakukan assessment, mengecek, mengimprove, terhadap gedung Kantor Pusat Indosat Jakarta, dan hasilnya gedung ini meraih sertifikat Gold dari GBCI,” ujarnya.

WIza mengatakan, Kantor Pusat PT Indosat ini bisa dikatakan terletak di lokasi yang sangat strategis yang memiliki akses mudah ke fasilitas umum dan mendorong penggunaan transportasi publik.

Selain itu, geudng ini juga mendukung penggunaan sepeda dengan menyediakan 100 rak parkir sepeda untuk 2745 pengguna bangunan.

Juga Gedung ini menggunakan 76,46% tanaman lokal pada area lansekap. Sehingga menjadikan gedung ini ramah terhadp lingkungan.

Pada Gedung KPPTI air hujan tidak langsung dibuang langsung ke saluran air, elainkan dilakukan penampungan terlebih dahulu untuk airnya didistribusikan menyirami tanaman di kemudian hari. Limpasan Gedung KPPTI ini cukup baik, di mana mampu menampung sebanyak 59% limpasan air hujan, ini melebih dari syarat minimun yakni sekitar 50%.

Gudng ini juga melakukan peningkatan kualitas masyarakat sekitar dengan menyediakan fasilitas tempat ibadah untuk masyarakat umum yaitu Masjid Nurul Taqwa.

“Ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh Gedung KPPTI untuk masyarakat sekitar dengan menyediakan masjid (tempat ibadah). Jadi Gedung ini tidak hanya ekslusif digunakan sebagai sarana perkantoran saja melainkan masyarakat sekitar bisa menggunakan Gedung ini untuk tempat beribadah,” papar dia.

2. Aspek Energy Efficiency & Conservation (EEC)

Wiza menjelaskan, dalam Indeks Konsumsi Energi (IKE) Gedung KPPTI ini tercatat memiliki konsumsi energi sebesar 246,98 kWh/m2/tahun atau bisa dikatakan bahwa gedung ini lebih hemat sebesar 17,67% dari standar IKE SNI yakni sekitar 250 kWh/m2/tahun.

“Ini salah satu poin yang berhasil didapati oleh Gedung KPPTI dengan mampu melakukan penghematan terhadap konsumsi energi,” tuturnya.

Gedung Kantor Pusat PT Indosat Raih Sertifikasi Gold GBCI. Dok. Konstruksi Media

Selain itu juga, Gedung KPPTI ini sudah menggunakan 100% lampu LED (Light Emitting Diode) dengan ballast frekuensi tinggi.

Juga menerapkan dukungan teknologi untuk memonitoring dan mengontrol peralatan Gedung melalui teknologi EMS (Energy Management System). Serta, melakukan pengoprasian dan pemeliharaan seluruh system MEP (Mekanikal Elektrikal Plumbing) Gedung.

“Tidak gampang untuk melakukan monitoring terhadap semua peralatan gedung yang sudah beroperasi selama lebih dari 35 tahun ini. Untuk itu, saya sangat mengapresiasi sekali atas efisiensi energi yang dilakukan oleh Gedung KPPTI,” kata Wiza.

3. Aspek Water Conservation (WAC)

Dengan adanya kampanye yang mendorong konservasi air, gedung KPPTI ini berhasil melakukan penghematan terhadap konsumsi air. Di mana, gedung ini mendorong penghematan konsumsi air bersih sebesar 44,17 liter/orang/hari dengan penghematan sebesar 10,5% dari standar SNI yang ditetapkan yakni sebesar 50 liter/orang/hari.

Menggunakan air PAM (tidak menggunakan air deep well) dengan hasil pemeriksaan Baku Mutu Air sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.2 tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan.

Keran air menggunakan fitur auto stop sebanyak 117 keran atau 56,25% dari keseluruhan keran air yakni sebanyak 200-an keran air.

4. Aspek Material Resources & Cycle (MRC)

Dikatakan oleh Wiza berdsarkan penilaian yang dilakukan pada Gedung KPPTI, gedung ini telah menggunakan Refrigerant Ramah Ozon (R-32, R-134A). menyediakan tempat sampah terpilah (Organik, Anorganik, B3) di lobby lift tiap lantai.

Selain itu, Gedung KPPTI juga menggunakan material ramah lingkungan dengan 86,2% material regional di aman standarnya yakni (>80%), 76,8% menggunakan material SNI/ISO/Ecolabel di mana standarnya yakni (>30%), menggunakan 100% lampu non merkuri dimana standarnya yakni sekitar (>2,5%), menggunakan 100% insulasi tanpa styrene, menggunakan 100% plafond tanpa asbestos, menggunakan 100% kayu komposit rendah formaldehid, dan 100% cat serta karpet rendah VOC (Senyawa Organik Volatil) saat melakukan proses renovasi.

Menyelenggarakan pelatihan pengelolaan sampah kepada pengelola Gedung dan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mengelola sampah terpilah.

5. Aspek Indoor Health & Comfort (IHC)

Gedung KPPTI menjalankan aspek green building dengan melaksanakan kampanye larangan merokok. Hasil pengujian kualitas udara memenuhi standar Permenkes No. 5 tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional dan kadar debu total dalam ruang berada di angka 0,04 mg/m3 di mana angka standarnya yakni (<10 mg/m3) memenuhi standar Permenkes No 1405 tahun 2022 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.

Gedung ini juga melakukan pembersihan pada filter, coil pendingin dan alat bantu VAC secara berkala. Sehingga kualitas udara dalam gedung tetap terjaga.

“Tantangannya setelah proses sertifikasi selesai bagaimana agar kualitas udara di dalam Gedung KPPTI ini dapat kontinyu tetap berada di ambang batas standar SNI. Mudah-mudahan kualitas udara bisa dijaga dengan baik secara berkelanjutan,” harapnya.

Gedung KPPTI mempertahankan kenyamanan pengguna ruang dengan pengaturan pencahayaan, suhu, kebisingan, kebersihan, dan hama. Dari survei yang dilakukan sebanyak 982 responden sebanyak 97% responden pengguna bangunan menyatakan nyaman.

6. Aspek Building Enviroment Management (BEM)

Gedung KPPTI mendorong peningkatan aspek sustainability melalui inovasi berupa Gerakan “Tukar Botol Plastik Bekas jadi Pulsa”.

“Jika ini bisa diterapkan pada gedung-gedung di seluruh Indonesia sangat baik dan dapat mengurangi limbah botol plastik. Dan limbah botol platik itu juga dapat digunakan sebagai material daur ulang seperti pajangan, meja, dan sebagainya,” ucap Wiza menuturkan.

Kembali, Wiza mengungkapkan, gedung ini juga telah memiliki team maintenance green building yang berperan untuk menerapkan aspek green building dalam operasional gedung yang juga melibatkan greenship professional.

Mendorong beberapa program pelatihan dalam pengoperasian dan pemeliharaan untuk tapak, energi, air, material dan HSES (Healty, Safety Enviromental and Security).

“Dari usaha-usaha tersebut yang dilakukan pada Gedung KPPTI selama beberapa bulan lalu. Alhamdulillah, skor yang dicapai dari Gedung KPPTI adalah 75, dengan skor tersebut Gedung KPPTI mendapatkan peringkat Gold. Dan ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Gedung yang sudah lebih dari 35 tahun beroperasi,” tutupnya menandaskan.

Baca Juga :

Previous page 1 2

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp