JalanNews

Tak Banyak yang Tahu, Inilah Singkatan dari Jalan “Tol”

Istilah "jalan tol" sendiri ternyata merupakan sebuah singkatan yang belum banyak diketahui orang.

Konstruksi Media – Tak banyak yang tahun singkatan dari jalan tol. Masyarakat di kota-kota besar pasti sudah tidak asing dengan jalan tol. Jalan tol biasanya digunakan oleh pengendara mobil untuk mempercepat waktu tempuh dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Di Indonesia, jalan tol diatur oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), yang memiliki wewenang dalam penyelenggaraan jalan tol untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.

Terlepas dari fungsinya, istilah “jalan tol” sendiri ternyata merupakan sebuah singkatan yang belum banyak diketahui orang. Apa kepanjangan dari jalan tol?

Dikutip dari laman resmi Daihatsu, “tol” sebenarnya merupakan singkatan dari Tax On Location, yang berarti penarikan pajak di lokasi. Inilah alasan mengapa pengendara dikenakan tarif saat melintasi atau menggunakan jalan tol. Tarifnya bervariasi, tergantung pada ruas jalan tol yang diakses dan jarak tempuh yang dilalui oleh setiap pengendara.

Melansir dari situs resmi BPJT (bpjt.pu.go.id), Selasa (4/2/2025), sejarah jalan tol di Indonesia dimulai pada tahun 1978 dengan dioperasikannya Tol Jagorawi. Jalan tol ini memiliki panjang 59 km (termasuk jalan akses) dan menghubungkan Jakarta, Bogor, serta Ciawi. Sejak saat itu, pembangunan jalan tol terus berkembang hingga kini menjadi bagian penting dari infrastruktur transportasi nasional.

Pengusaha Jalan Tol di Indonesia

Bisnis jalan tol merupakan sektor yang menjanjikan. Proyek infrastruktur ini dapat menjadi aset investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang karena digunakan oleh masyarakat secara luas. Hal ini mendorong sejumlah konglomerat untuk memperluas bisnis mereka ke sektor jalan tol, termasuk Salim Group dan Jusuf Hamka.

Grup Salim, yang dipimpin oleh Anthoni Salim, merupakan salah satu pemain utama dalam bisnis jalan tol di Indonesia. Namun, tidak hanya grup ini yang menggeluti sektor tersebut. Sejumlah konglomerat lain juga turut berinvestasi dalam bisnis jalan tol.

Salah satu tokoh terkenal dalam bisnis jalan tol adalah Jusuf Hamka melalui perusahaannya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan jalan tol swasta pertama di Indonesia dan memiliki tujuh ruas jalan tol di lokasi strategis, terutama di sekitar Jabodetabek.

Selain itu, Grup Agung Sedayu, yang dimiliki oleh Sugianto Kusuma alias Aguan, saat ini tengah menggarap proyek jalan tol baru yang menghubungkan Kabupaten Tangerang ke sisi utara Jakarta, yakni Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg. Proyek ini memiliki nilai investasi mencapai Rp23,22 triliun dan ditargetkan rampung pada tahun 2025.

Agung Sedayu berkolaborasi dengan Grup Salim, yang juga merupakan pengembang kawasan kota mandiri Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 atau The New Jakarta City. Mereka membentuk konsorsium bernama PT Duta Graha Karya, yang bertanggung jawab atas pembangunan tol tersebut.

Grup Sinar Mas juga turut serta dalam bisnis jalan tol. Melalui PT Trans Bumi Serbaraja, Sinar Mas Land telah menjadi badan usaha jalan tol (BUJT) untuk Jalan Tol Serpong – Balaraja, yang resmi beroperasi sejak 30 September 2024.

Dengan terus berkembangnya jaringan jalan tol di Indonesia, sektor ini tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat tetapi juga menjadi peluang bisnis yang menarik bagi para investor dan konglomerat. Ke depan, pembangunan jalan tol diprediksi akan terus berlanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur nasional. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp