InfrastrukturKawasan

Studium Generale ITB, Bambang Susantono: IKN Usung Konsep Sustainability Forest City

Sustainability Forest City itu adalah cara bagaimana manusia dapat hidup tetap berdampingan harmoni dengan alam dan juga fauna.

Konstruksi Media – Dalam gelaran Stadium Generale semester ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengundang Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Ir. Bambang Susantono MCP., MSCE., Ph.D yang juga merupakan alumni ITB, sebagai pembicara.

Bambang menjelaskan konsep Kota Hutan Berkelanjutan atau sustainability forest city. Ia memaparkan bahwa dari luas 256,142 hektar IKN nantinya sebanyak 65% diantaranya terdiri dari kawasan hijau dan produksi pangan.

“Dari luas IKN, kita hanya akan memakai 25% nya saja sebagai kawasan kota, 65% nya akan kita kembalikan menjadi tropical florest, dan 10% kita cadangkan sebagai area-area hijau,” jelas Bambang, Rabu, (15/2/2023).

Dia menambahkan, IKN memiliki lahan seluas 256,142 hektar, area perairan seluas 68.188 hektar. Area Pusat Pemerintahan seluas 6.671 hektar serta 56.180 hektar area urban.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono paparkan pembangunan Ibu Kota Nusantara mengusung konsep Smart Forest City. Dok. Tangkapan Layar.

Itu adalah cara bagaimana manusia dapat hidup tetap berdampingan harmoni dengan alam dan juga fauna-fauna yang ada di sana. Konsep People-Culture-Nature digunakan disini karena tentu di antara manusia dan alam pasti ada budaya masyarakat yang biasa mereka lakukan di alam.

Tak hanya mengenai konsep kota hutan berkelanjutan, Bambang juga memaparkan bahwa target karbon netral di Indonesia akan dimajukan dari tahun 2060 ke 2045.

“Tropical forest itu nanti akan berfungsi sebagai karbon sinc, dia akan menyedot karbon. Itu harapan kita pada 2045 itu sudah bisa terjadi,” kata Bambang.

Beberapa hal yang dilakukan demi mewujudkan sustainability forest city adalah dengan mewujudkan konsep kota berkelanjutan dengan mempertahankan, mengelola, dan merestorasi ekosistem hutan.

Caranya yaitu reforestasi dengan melakukan penanaman pohon kembali dan Bambang menekankan apabila komposisi penanamannya harus menjadi hutan tropis. Salah satunya dilakukan di Persemaian Mentawir yang memiliki kapasitas 15-20 juta per tahun.

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono beberkan lingkup pengembangan Ibu Kota Nusantara. Dok Ist Tangkapan Layar.


“Kita akan benar-benar melihat keanekaragaman hayati biodiversities sebagai kekayaan kita. Salah satunya dengan Immersed Tunnel yaitu akan ada nanti 1-2 kilo meter jalan tol yang masuk ke laut. Itu dilakukan untuk melindungi area disitu, itu area konservasi dimana ada Bekantan dan Pesut,” kata Bambang.

Langkah selanjutnya adalah pada tahun lalu di konverensi perubahan iklim di Mesir Indonesia sudah mendeklarasikan bahwa saat ini Indonesia dalam studi membuat roadmap bahwa tahun 2045 nanti disini sudah karbon netral,

Insya Allah, tahun ini di Abu Dhabi kita akan mempresentasikan bahwa ini akan menjadi kota pertama yang memiliki Locally Determined Contribution (LDC). Ya, kita akan menjadi ibukota pertama di dunia yang memiliki roadmap LDC,” kata Bambang.

Umumnya membangun kota itu butuh 30 hingga 40 tahun, namun kali ini akan dipercepat menjadi tahun 2045 meski pun pada 2024 nanti ada kegiatan politik. Namun Otorita IKN akan meyakinkan semua pihak bahwa pembangunan ini siapa pun pemerintahnya ini pasti kota ini akan berkembang.

“Caranya kota itu harus memiliki roh, jangan Cuma bangunan aja tapi ada intimasi, ada interaksi warganya. Kembali ke teori dasar membangun kota, kota itu akan dibangun untuk warganya. Self Profile City, kota yang akan bisa berkembang dengan sendirinya karena dia sudah memiliki roh,” ungkap Bambang. (Aisyah/Ryn).

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp