Silvia Halim Ungkap Strategi Pembangunan IKN Nusantara, Waterproofing Salah Satunya
Pembangunan IKN telah dipastikan pembangunan sustainable yang sesuai dengan kondisi topografi wilayah sehingga tahan terhadap perubahan iklim.
Konstruksi Media – Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Silvia Halim mengatakan, strategi pembangunan IKN Nusantara diawali proses identifikasi potensi bencana terutama akibat perubahan iklim, salah satu parameter melalui penggunaan waterproofing.
Menurut Silvia, waterproofing merupakan pelapis kedap air yang mampu menahan dan mencegah penetrasi air sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kerusakan pada bangunan.
“Perubahan iklim itu sebuah keniscayaan. Maka sebuah kewajiban juga bagi kita untuk mengantisipasinya. Dalam hal ini salah satu parameter kita pada saat melakukan pembangunan adalah menyediakan waterproofing untuk memastikan infrastruktur yang kuat terhadap ancaman perubahan iklim tersebut,” kata Silvia melalui diskusi daring dengan tema Geliat IKN Menyongsong Masa Depan di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Ia mengatakan, pembangunan IKN telah dipastikan pembangunan sustainable yang sesuai dengan kondisi topografi wilayah sehingga tahan terhadap perubahan iklim. Menurut dia, pembangunan IKN selalu didahului proses penyesuaian dan identifikasi terhadap potensi bencana.
Baca juga: Kemenhub Proyeksikan Setelah 2025 Jalur Kereta Pertama Bakal Dibangun di IKN Nusantara
“Contohnya untuk yang banjir, bagaimana pada saat mencegah kita harus sesuaikan dengan topografinya. Topografi IKN kan hilly atau berbukit. Jadi pembangunan kita disesuaikan, tidak mungkin diratakan,” jelas dia.
Ia mengatakan, pembangunan IKN Nusantara sejauh ini berkonsentrasi pada keutuhan lingkungan hidup serta konektivitas pembangunan dengan wilayah sekitar dan penyerapan tenaga kerja serta keterlibatan pengusaha lokal. Hal ini, kata dia, dilakukan agar keutuhan ekologi tetap terjaga dan masyarakat sekitar diberdayakan secara ekonomi.
“Dalam melakukan pembangunan tetap harus memperhatikan dampak lingkungan. Harus tetap hati-hati, tidak asal buka hutan sehingga dampaknya bisa diminimalisir di tengah gencarnya pembangunan fisik,” ujarnya.
Baca artikel selanjutnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK