Konstruksi Media – Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengungkapkan telah berhasil mendapatkan keuntungan US$62 juta atau setara Rp900 miliar. Ia mengatakan, setelah delapan tahun mengalami kerugian, akhirnya dua tahun berturut-turut mengalami keuntungan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) dan revenue tertinggi.
“Revenue US$ 2,1 miliar (Rp 31 triliun) di 2021 audited, EBITDA US$ 126 juta, dan keuntungan US$ 62 juta,” kata Silmy dalam rapat bersama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi VI, Senin (11/4/2022).
Ia mengatakan, penjualan meningkat 59% dan keuntungan meningkat tiga kali lipat pada 2020. Hal ini, kata Silmy, tak lepas dari dukungan berbagai pihak, tidak terkecuali Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kami melakuan penyelamatan secara menyeluruh, bukan cuma di KRAS namun juga anak usaha,” ucap Silmy.
Akhir tahun 2021 KRAS telah menyelesaikan pembayaran utang Tranche B sebesar Rp2,7 triliun. Dengan penyelesaian kewajiban utang tersebut, Krakatau Steel dapat menyelesaikan fasilitas Working Capital Bridging Loan (WCBL) sebesar US$200 juta kepada tiga bank milik pemerintah, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BMRI).
Baca juga: Silmy Karim Terpilih Jadi Ketua IKA Trisakti
“Sesuai dengan perjanjian kredit restrukturisasi, Krakatau Steel telah melakukan pembayaran atas outstanding fasilitas kredit yang sebesar USD200 juta yang jatuh tempo pada bulan Desember 2021,” kata Direktur Keuangan Krakatau Steel Tardi, di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), beberapa waktu lalu.
Setelah penandatanganan perjanjian restrukturisasi pada Januari 2020, Krakatau Steel telah membayar utang sebesar USD30,4 juta atau Rp437 miliar, terdiri dari utang Tranche A hasil kesepakatan restrukturisasi utang sebesar USD17,4 juta atau Rp250 miliar dan cicilan utang kepada Commerzbank USD13 juta atau Rp187 miliar. Pada tahun 2021 Krakatau Steel telah membayar utang sebesar Rp3,2 triliun.
“Sumber pembayaran utang ini diperoleh dari internal cashflow perusahaan atas hasil kinerja Krakatau Steel yang semakin membaik pasca restrukturisasi,” ucap Tardi.
Ia mengatakan, semua upaya yang telah dilakukan oleh manajemen selama ini didukung Kementerian BUMN, membuat kinerja KS ke depan semakin baik.
Untuk informasi, Kratakatau Steel mencatatkan laba sebesar Rp1,06 triliun sampai dengan periode November 2021. Pada periode sama, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp30 triliun, meningkat 66,8% dibandingkan pendapatan di periode yang sama pada tahun 2020.
Tardi mengatakan, Krakatau Steel mencapai realisasi EBITDA sebesar Rp 2,2 triliun pada November tahun ini, meningkat 105% dibandingkan EBITDA di periode yang sama tahun 2020.
“Performance Krakatau Steel sampai dengan November 2021 ini kami sampaikan untuk mengembalikan kepercayaan pasar, kreditur, vendor bahwa kinerja Krakatau Steel semakin baik. Kami juga yakin pada tahun 2021 kami akan kembali mencatatkan laba, bahkan meningkat dari laba tahun buku 2020,” kata Tardi.
Baca artikel selanjutnya: