News

Seminar HAKI 2024, Kupas Tuntas Struktur Bangunan Tahan Gempa dan Berkelanjutan 

Kegiatan tahunan HAKI ini sangat dinantikan oleh para stakeholder untuk dapat mendapat insight dari para expert.

Konstruksi Media – Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) menyelenggarakan kegiatan seminar tahunan 2024 mengangkat “Role of Structural and Construction Engineering in Achieving A Sustainable Future”, Ketua Umum HAKI Prof. Iswandi Imran mengatakan pelaksanaan kegiatan tahun ini sesuai dengan temanya menguatkan struktur bangunan yang tahan terhadap gempa dan berkelanjutan.

“Terselenggara seminar ini sangat dinantikan oleh para peserta baik dari kalangan profesional dan umum, ini menjadi ajang diskusi para expert dibidang struktur bangunan dengan masyarakat, swasta hingga pemerintah,” kata dia, saat ditemui Konstruksi Media, (21/08/2024).

Selain seminar, pelaksanaan kegiatan tahunan ini juga menampilkan pameran yang diikuti oleh puluhan perusahaan yang memproduksi produk konstruksi. Adapun produk tersebut seperti beton, concrete, baja, survei geoteknik, produk bantalan karet yang tahan terhadap gempa.

“Seperti pembangunan RS di Palu yang telah menggunakan produk seismik penahan gempa buatan anak bangsa dalam negeri. Dan kita harus mengapresiasi hal itu, agar ke depan inovasi terus dikembangkan,” ujarnya.

Dirinya berharap melalui seminar tahunan HAKI ini, para pabrikan dalam negeri dapat melakukan inovasi produk-produk penahan gempa, terlebih lagi buatan anak bangsa. Tentunya hal ini menjadi nilai plus tersendiri.

Prof Iswandi mengungkapkan, sebenarnya para pabrikan yang memproduksi produk tahan gempa banyak yang ingin berkontribusi dalam kegiatan ini. Karena keterbatasan space, mereka semua tidak kedapatan, alhasil mereka sudah memesan untuk mengikuti kegiatan inibdi tahun depan.

Terkait produk tahan gempa, hal ini dikarenakan Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan terletak pada lempengan bumi, sehingga sangat rawan terhadap rawan gempa. 

Untuk itu, bangunan yang dibangun seperti perumahan, pertokoan, maupun gedung-gedung bertingkat, harus bersifat dilengkapi dengan produk penahan terhadap gempa.

Lebih jauh, Guru Besar Institut Teknologi Bandung tersebut menjelaskan penggunaan bahan material dalam pembangunan sangat krusial. Sebab, jika salah penggunaannya struktur bangunan tidak akan kuat menahan gempa.

Dikatakan olehnya, material beton pada dasarnya kuat menahan tekanan, akan tetapi karena bersifat getas pada beban puncak, pada hakikatnya material ini tidak cocok digunakan sebagai bahan untuk struktur bangunan tahan gempa.

“Agar dapat digunakan sebagai bahan untuk struktur bangunan tahan gempa, material beton harus diberi kekangan sehingga dapat dihasilkan perilaku struktur bangunan yang bersifat daktail,” katanya.

Mengutip laman Sekretariat Presiden, Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada 26 Maret 2024 lalu meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Gedung Anutapura Medical Center (AMC) RSUD Anutapura Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Pembangunan RS ini merupakan pascabencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu tahun 2018 lalu, dan pembangunannya diatur melalui Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2022 tentang Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana di Provinsi Sulteng.

“Alhamdulillah, dengan kerja keras dari berbagai pihak dapat dikatakan fasilitas publik seperti jalan, jembatan, pelayanan publik seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, aktivitas sosial dan ekonomi kita lihat sudah pulih kembali,” ungkap Jokowi. 

“Agar aktivitas masyarakat sepenuhnya bisa normal, aktivitas sosial, aktivitas ekonomi dapat bergerak dan pulih kembali,” imbuhnya.

Pembangunan gedung ini dibangun dengan biaya Rp244 miliar. Tentunya ini menjadi RS pertama yang menggunakan produk penahan gempa.

“Gedung tersebut menjadi gedung pertama di Indonesia yang menerapkan sistem base isolation, dengan bantalan karet inti timbal atau lead rubber bearing untuk mengurangi dampak gempa,” tutupnya.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button