Revitalisasi TMII Capai 99 Persen, PUPR Minta Tiket Masuk Tetap Terjangkau
Revitalisasi TMIl meliputi penataan bangunan seluas 7,71 ha dan kawasan seluas 26,56 ha, yang terbagi menjadi 3 zona dengan tema berbeda, sekaligus menyambut gelaran KTT G20.
Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan penyelesaian renovasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Hal ini sebagai bagian dari persiapan menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 pada November mendatang.
Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, renovasi TMIl yang dilakukan Kementerian PUPR saat ini tenagh mendekati penyelesaian akhir.
“Saat ini progres fisiknya telah mencapai 99%. Sudah mendekati selesai dan siap untuk menyambut KTT G20 mendatang,” terang Diana saat mendampingi Kunker Spesifik Komisi V DPR RI meninjau renovasi TMIl di Jakarta (28/9).
Dia menambahkan, renovasi TMIl meliputi penataan bangunan seluas 7,71 ha dan kawasan seluas 26,56 ha, yang terbagi menjadi 3 zona dengan tema berbeda.
Zona 1 bertema Indonesia Klasik ‘Elegan dan Geometri’.
Zona 2 bertema Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya ‘Sulur’.
Zona 3 bertema Indonesia Kini ‘Modern’.
“Renovasi dilakukan dengan mengembalikan konsep awal masterplan TMIl berupa 70% area hijau dan 30% bangunan. Bangunan-bangunan yang kurang diperlukan dibongkar, kemudian lahannya ditanami pepohonan dan tumbuhan hijau,” bebernya.

Sementara, Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR Achmad Gani Ghazaly Akman menambahkan, Kementerian PUPR meminta kepada pengelola agar tiket masuk ke TMII tetap terjangkau dan tidak mahal bagi masyarakat setelah dilakukan penataan.
Baca Juga : Basuki Hadimuljono Pingin TMII Tetap Jadi Destinasi Wisata Rakyat
“Meski tiket masuk untuk TMII saat ini belum dihitung. Tapi kelihatannya karena (penataan) menggunakan APBN tarif tetap sama saja. Tidak mahal,” kata Gani.
Dijelaskan olehnya, Kawasan TMII saat ini belum terbuka untuk masyarakat karena menunggu selesainya perhelatan G20. Pembukaan untuk masyarakat sendiri akan dilakukan secara bertahap.

Gani menuturkan, kemungkinan akan ada program dari TWC sebagai pengelola TMII.
Di kesempatan yang sama, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan bahwa hal yang harus paling diutamakan adalah bagaimana TMII setelah perhelatan G20.
“Tempat ini dulunya ramai dan menarik banyak orang,” ujar Lasarus.
Untuk itu, Komisi V DPR RI sudah menyampaikan kepada pengelola TMII, jangan sampai terulang kembali rencana kenaikan harga tiket masuk seperti Borobudur yang sulit dijangkau bagi masyarakat.
Komisi V DPR RI mengingatkan, kegiatan pembangunan dan penataan TMII menggunakan dana APBN.
“Seperlunya, paling tidak cukup untuk melakukan pemeliharaan. Ini merupakan area publik, kita tidak mencari untung terlalu besar di sini. Biarkanlah rakyat menikmati,” beber Lasarus.
Baca Artikel Selanjutnya :