Rencana Jokowi Bangun Pabrik Polisilikon di Jawa Tengah
Konstruksi Media – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang membangun pabrik polisilikon dengan kapasitas 40 ribu ton. Hal ini dilakukan sebagai transisi dari energi fosil menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT). Polisilikon menjadi bahan baku dasar untuk membangun solar cell atau panel surya.
“Dalam tahun ini, kita akan membangun fasilitas chip design dan pabrik polisilikon di Jawa Tengah,” ucap Jokowi dalam B20 Indonesia Inception Meeting 2022, beberapa waktu lalu.
Pada tahap awal, hasil produksi pabrik polisilikon akan dimanfaatkan untuk kebutuhan solar cell. Namun, beberapa tahun berikut akan digunakan untuk semikonduktor.
Untuk informasi, semikonduktor merupakan benda yang hanya bisa menghantarkan listrik pada suhu yang tinggi.
Jokowi tak menjelaskan secara detail investor maupun nominal investasi pabrik polisilikon tersebut. Ia mengatakan, B20 harus berkontribusi dalam upaya mempercepat transformasi energi. Apalagi, kata dia, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral logam yang diperlukan menuju ekonomi hijau.
“Kami (RI) kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan menyuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia,” ujar dia.
Baca juga: Semarang Bakal Punya Jalan Tol Senilai Rp 10,56 Triliun
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai realisasi investasi Indonesia pada triwulan IV 2021 sebesar Rp 241,6 triliun. Dari jumlah itu, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 122,3 triliun, setara dengan 50,6% dari total investasi Indonesia. Sementara, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 119,3 triliun atau berkontribusi 49,4% dari total realisasi investasi di Tanah Air.
Tingginya realisasi PMA dikarenakan ekonomi dunia sudah mulai pulih. Peningkatan realisasi PMA sebesar 18,5% secara kuartalan (quartal to quartal/QtQ) dan 10,1% secara tahunan (year on year/yoy).
Kendati demikian, kinerja PMDN meningkat sebesar 5,1% (QtQ). Adapun secara tahunan tumbuh 15,2% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan PMA.
BKPM juga mencatat persebaran investasi juga mulai tidak bertumpu di Pulau Jawa. Sebanyak Rp 127,5 triliun atau 52,8% investasi Indonesia berada di luar Pulau Jawa. Sementara di Pulau Jawa sebesar Rp 114,1 triliun atau 47,2%.
Baca artikel selanjutnya: