Rangkaian CAFEO 41 di Bali, PII Teken MoU dengan IEU Program Peningkatan Capacity Building
Momentum ini bisa memaksimalkan untuk membangun komunikasi dengan Insinyur Irak.
Konstruksi Media – Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Iraqi Engineers Union (IEU) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) terkait program peningkatan kapasitas (capacity building) untuk Insinyur Indonesia and Insinyur Irak.
Penandatanganan dilakukan dalam rangkaian event Conference ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-41 di The Westin Bali, Kamis (23/11/2023).
Sebagai informasi, PII dan IEU adalah anggota dari World Federation of Engineering Organizations (WFEO) dan Federation of Engineering Institutions of Asia and Pacific (FEIAP).
Baca juga: Tiga Poin Penting Penandatanganan MoU PII dengan CSE Dalam Event CAFEO 41 di Bali
Ketua Umum PII, Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU., ACPE., ASEAN Eng., dalam sambutan singkatnya menyampaikan rasa bahagianya bisa bertemu dengan Dr. Wael Abdulmajeed, perwakilan dari IEU, yang rela datang menyambanginya di Pulau Dewata Bali untuk menandatangani MoU ini.
Diwawancarai terpisah, Direktur Eksekutif PII Pusat Ir. Habibie Razak, IPU., APEC Eng., ACPE., CPEng., EngExec., IntPE(Aus) mengungkapkan, momentum ini menurutnya bisa memaksimalkan untuk membangun komunikasi dengan Insinyur Irak.
“Karena dalam beberapa tahun ke depan, Irak akan menjadi salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia, mengingat potensi migas mereka belum terutilisasi secara maksimal,” kata Habibie dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Harapan Megawati ke PII: Lahirkan Para Insinyur yang Bisa Menjadi Pelopor
Menurut dia, Irak sebagai bangsa, berusaha bangkit dengan mengundang foreign investors untuk membangun kembali industri migas mereka yang sempat terpuruk beberapa tahun lalu.
“Kita juga mendorong para Insinyur Indonesia untuk bekerja di negara-negara Timur Tengah termasuk Irak dan mendorong dibentuk lebih banyak lagi PII Chapter Internasional di kawasan Timur Tengah ini untuk membantu mobilitas keinsinyuran para Insinyur Indonesia,” kata Habibie Razak.
Pada hari yang sama PII menandatangani MoU dengan Chinese Society of Engineers (CSE) untuk membangun platform dialog dan pertukaran antara organisasi-organisasi teknik ASEAN dan komunitas teknik Tiongkok.
Habibie mengungkapkan, ide kerja sama MoU antara PII dengan CSE ini muncul beberapa bulan lalu, melalui AFEO Secretariat dan terdapat tigo poin utama dalam nota kesepahaman tersebut.
“Saya rasa dengan MoU ini bisa memberikan kesempatan lebih banyak kepada para insinyur kita yang memang berbisnis di sektor keinsinyuran itu bisa menggunakan MoU dan kesempatan ini untuk working dengan teman-teman engineer dari China, melalui wadah MoU antara PII dan CSE,” ungkapnya.