Ramah Lingkungan, Istiqlal Raih Sertifikat EDGE dari IFC
Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR melakukan renovasi selama selama 14 bulan, mulai Mei 2019 dengan biaya investasi sebesar Rp511 miliar
Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menyatakan bahwa pihaknya telah merampungkan pekerjaan renovasi Masjid Istiqlal, dan berhasil mendapatkan sertifikat final sistem Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dari International Finance Corporation (IFC).
Direktur Jenderal Cipta Kerja Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, mengatakan sertifikat ini merupakan pengakuan atas penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building) dalam rangka penghematan energi dan keberlanjutan lingkungan.
“Dengan menerapkan fitur penghematan dengan meningkatkan fungsi desain pasif hemat energi, melalui pemugaran eksterior dan interior bangunan, penggunaan sistem penghawaan (air conditioner) yang sangat hemat energi, penggunaan lampu hemat energi berbasis LED, penerapan smart building, dan pemasangan solar panel yang memberikan kontribusi 13% dari konsumsi listrik bangunan,” terang Diana disela-sela serah terima sertifikat EDGE Masjid Istiqlal, Rabu, (13/04/2022).
Pasalnya, penyerahan sertifikat itu dilakukan oleh Azam Khan, Kepala Perwakilan IFC di Jakarta, kepada Imam Besar Masjid Iqlal Profesor KH Nasaruddin Umar.
Sebagaimana diketahui, pengerjaan renovasi Masjid terbesar se-Asia Tenggara yang mampu menampung hingga 200.00 jemaah itu dikerjakan selama 14 bulan, terhitung sejak Mei 2019 hingga Juli 2020, yang menelan biaya sebesar Rp511 miliar.
Pelaksanaan renovasi Masjid Istiqlal di atas area seluas 109.547 m2 dan telah menerapkan prinsip bangunan gedung hijau, sejalan Peraturan Menteri (Permen) PUPR nomor 21 tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau.
Tak hanya memperindah dan memperbaiki interior-eksterior masjid, Kementerian PUPR juga menata kembali aspek pencahayaan, sirkulasi udara di dalamnya, dan penggunaan air bersih.
Baca Juga : Sinergi Brantas Energi dan WIKA Bangun PLTS Terapung
Kini bisa dikatakan Masjid Istiqlal tidak hanya ramah kepada jamaahnya, melainkan terhadap lingkungan. Hal itu juga sejalan dengan upaya pemerintah u tuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional.
Selain itu, renovasi tersebut juga dilakukan upaya penghematan air dengan penggantian keran wudu yang lebih hemat air, penggunaan WC dengan dual flush, keran washtafel, dan urinal yang hemat air.
“Penghematan materialnya dilakukan dengan mempertahankan material sebagai bangunan cagar budaya pada fungsi struktur, interior, dan eksterior, serta mengaplikasikan teknologi terkini pada bangunan. Masjid Istiqlal bisa menghemat emisi 476,22 ton karbondioksida per tahun,” paparnya.
Masjid Pertama Bersertifikat Green Building
Menurut, Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor Leste Azam Khan, Masjid Istiqlal ini merupakan contoh konkret yang dapat dicapai apabila semua bekerja sama dalam upaya melawan krisis iklim.
Terlebih lagi, Istiglal merupakan masjid pertama yang meraih sertifikat EDGE green building tersebut.
Ia menambahkan, krisis perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar bagi seluruh penghuni bumi saat ini. Untuk itu, semua negara berlomba-lomba untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Perubahan iklim ini mengancam kehidupan dan penghidupan semua orang, serta memperlambat upaya pengentasan kemiskinan, terutama di tengah meningkatnya intensitas bencana terkait iklim yang terjadi secara global, termasuk di Indonesia,” imbuh Azam.
Sementara, Imam Besar Masjid Istiqlal Profesor Nasaruddin Umar menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono) yang sigap menjalankan amanah dari Presiden Joko Widodo untuk merenovasi Masjid Istiqlal ini .
“Kami amat terharu bahwa Masjid Istiqlal memperoleh apresiasi tingkat internasional sebagai masjid pertama yang menerima sertifikasi green building,” ungkapnya penuh haru.
Baca Artikel Selanjutnya :