Puskesmas Ambruk Gegara Beton Pakai Bambu, Inspektorat Diminta Turun Tangan
Konstruksi Media – Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengaku sudah meminta secara khusus kepada Inspektorat Garut untuk memeriksa kondisi bangunan Puskesmas Mekarmukti, Kecamatan Mekarmukti yang menggunakan bambu, bukan besi beton
Hal itu dilakukan pasca jebolnya tembok puskesmas di daerah tersebut pada Jumat (17/12) kemarin.
“Saya sudah terima informasi tapi laporan tertulis resminya belum saya baca, yang pasti Inspektorat harus melakukan pemeriksaan atas insiden ini. Parah kejadian seperti ini, masa coran yang seharusnya besi diganti bambu,” ujar Helmi dikutip pada Senin (20/12/2021).
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
Dia mengungkapkan bahwa bangunan Puskesmas diketahui dibangun di tahun 2014. Namun Helmi belum merinci penggunaan anggaran pembangunannya itu.
“Kalau tidak salah proses pembangunannya tahun 2014. Tadi juga banyak yang memberi tahu struktur tulang coran dari bambu, pokoknya harus diperiksa ini parah, asli parah,” katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang turun hampir merata di Garut, Jumat (17/12), menyebabkan ambruknya tembok penahan tanah (TPT) Pasar Mekarmukti di Kecamatan Mekarmukti.
TPT yang ambruk itu menjebol tembok Puskesmas Mekarmukti yang ternyata ditopang rangka bambu.
Sekretaris Kecamatan Mekarmukti, Ma’mun Gunawan mengatakan, tembok puskesmas jebol sekitar pukul 17.30 WIB.
“Sebelumnya memang hujan cukup deras. Mungkin TPT pasar yang posisinya ada di atas puskesmas tidak kuat, akhirnya ambrol dan materialnya menjebol tembok puskesmas,” kata Ma’mun.
Tembok yang jebol berada pada unit gawat darurat (UGD) 24 jam Puskesmas Mekarmukti. Ada dua ruangan yang terdampak, yaitu untuk observasi dan penanganan pasien UGD.
Ma’mun mengungkapkan bahwa jebolnya tembok puskesmas bukan hanya terjadi akibat tekanan material TPT. Kondisi bangunan yang seharusnya diperkuat besi namun ternyata malah berisi bambu.
“Di dalam tembok yang jebol banyak bambu. Harusnya diisi besi ukuran berapa mungkin, ini bambu atau ajir. Palang dada juga, yang seharusnya dari besi, malah dari bambu yang untuk tongkat pramuka,” ungkap Ma’mun.***