PUPR Rampung Tata Kawasan Kumuh di Sultra, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Dengan infrastruktur yang lebih memadai diharapkan wilayah tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup warga di kawasan Lagasa.
Konstruksi Media – Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan menata kawasan permukiman kumuh Lagasa di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengungkapkan penataan kawasan Lagasa ini bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat, layak huni, sekaligus mendukung peningkatan ekonomi lokal di Muna.
“Penataan ini diharapkan mampu mengubah wajah Lagasa secara signifikan melalui penataan infrastruktur yang lebih baik, mulai dari pengaspalan jalan, pembangunan jalan lingkungan, hingga pembuatan talud dan ruang terbuka publik,” ungkap Dirjen Diana, sebagaimana diberitakan, (23/09).
Dia mengatakan, Kementerian PUPR terus melakukan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan permukiman layak huni berkelanjutan.
Salah satu permukiman kumuh yang telah selesai ditata yakni kawasan Lagasa di Kabupaten Muna, Sultra. Adapun penataan kawasan Lagasa tersebut dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara dengan biaya sebesar Rp15,5 miliar. Pekerjaan penataan dimulai sejak Maret 2023 dan diselesaikan dalam waktu 240 hari kalender.
Sementara, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Wahyu Kusumosusanto mengungkapkan kawasan Lagasa sebelumnya dikenal sebagai wilayah permukiman yang kurang layak.
Dengan infrastruktur yang lebih memadai diharapkan wilayah tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup warga di kawasan Lagasa. Selain itu, juga membuka peluang bagi wirausaha dan kegiatan ekonomi baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Kabupaten Muna dan sekitarnya.
Dia menambahkan, kerapatan bangunan, minimnya ruang terbuka, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi tantangan utama bagi masyarakat setempat.
“Pengaspalan dan paving blok yang sebelumnya dalam kondisi buruk telah diselesaikan sehingga membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat serta mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi yang lebih produktif. Di samping itu, pembangunan ruang terbuka publik menjadi ruang bagi warga untuk berkumpul, berinteraksi, dan menjalankan kegiatan sosial sehingga menciptakan suasana masyarakat yang lebih harmonis,” terang Wahyu.
Baca Juga :
- ITS Kukuhkan 129 Insinyur Baru
- IQSA 2024, Forum QHSE BUMN Konstruksi Dorong Implementasi QSHE dan Budaya K3
- Bangun Venue PON XXI, Virama Karya Sabet Penghargaan MURI
- PT Laras Sembada Raih Penghargaan MURI, Bangun Venue PON Aceh
- PUPR bersama KSO WEGE-Nindya Karya dan KSO Virama Karya-Laras Sembada Raih MURI Bangun Venue PON XXI