
PT Flora Agung Grup Bakal Bangun 1 Pabrik Minyak Goreng di Aceh, Ini Lokasinya
Pabrik refinery CPO direncanakan nakal dibangun di KEK Arun dengan kebutuhan lahan sekitar 10–15 hektare.
Konstruksi Media – PT Flora Agung Grup menyatakan pihaknya bakal membangun pabrik minyak goreng di Aceh dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Flora Agung Group, Ivansyah disela-sela diskusi potensi kerja sama sektoral dengan Pemerintah Aceh di Hotel Kryad Muraya, Banda Aceh, (30/04) lalu.
Pengusaha muda asal Lhokseumawe yang berdomisili di Jakarta tersebut, akan membangun pabrik refinery untuk mengolah bahan baku kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menjadi produk minyak goreng berlabel “Minyak Goreng Aceh”.
Diketahui, perusahaan yang dipimpinnya bergerak di berbagai sektor strategis, seperti perkebunan, peternakan, perikanan, dan industri lainnya. Ivan menyebutkan bahwa nilai investasi awal untuk pembangunan pabrik minyak goreng ini diperkirakan berada di kisaran Rp100 hingga Rp156 miliar.
Kerjasama Strategis dengan KEK Arun
Dalam emmbangun pabrik, PT Flora Agung akan menjalin kerja sama strategis dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang ditargetkan rampung dalam enam bulan ke depan.
Selanjutnya, secara bertahap perusahaan akan membangun pabrik refinery skala besar untuk mencakup satu wilayah produksi.
“Satu wilayah mungkin investasinya mencapai Rp1,5 triliun dengan kapasitas produksi 1.000 hingga 1.500 ton per hari,” unkap Ivan.
Untuk diketahui, PT Flora Agung telah memiliki lima pabrik di Indoneisa, di mana empat pabrik berada di Pulau Jawa dan satu di Pulau Sumatera.
Dalam pengembangan selanjutnya, direncanakan akan dibangun tiga pabrik tambahan di Sumatera (salah satunya di Aceh), dua di Jawa, dua di Sulawesi, dan dua di Kalimantan.

Pria lulusan Master Hukum dari University of Melbourne itu menegaskan cita-citanya agar masyarakat Aceh dapat menikmati hasil kekayaan alamnya sendiri tanpa harus mengirimkannya keluar wilayah.
“Selama ini Aceh hanya menjadi penikmat, sementara produksi dan nilai tambahnya justru dirasakan pihak luar. Ini yang ingin kami ubah,” tuturnya.
Dalam pembangunan pabrik refinery CPO, Ivan menyebut kebutuhan lahan sekitar 10–15 hektare, dengan lokasi awal direncanakan di KEK Arun.
“Bulan depan kita akan meletakkan batu pertama. Pengurusan izin kita revitalisasi agar memanfaatkan aset dan kawasan yang sudah memiliki izin lingkungan. Harapannya, dalam tiga bulan bisa rampung dan tahun ini sudah mulai beroperasi,” imbuhnya.
Dirinya berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar proyek ini dapat berjalan lancar dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami akan mengunjungi lahan-lahan potensial untuk kerja sama dengan Pemerintah Aceh di bidang agribisnis, seperti kelapa sawit, jagung, persawahan, dan peternakan ayam petelur, kambing, serta sapi,” terang Ivan.
Sementara itu, Asisten I Pemerintah Aceh, Azwardi Abdullah, menyambut baik rencana kerja sama dengan PT Flora Agung Grup. Ia menilai investasi tersebut sebagai langkah cepat dan strategis untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam di Aceh.
“Ini adalah momen penting dalam membangun harmonisasi antara pemerintah dan investor. Kami akan memastikan regulasi dan perizinan diproses cepat agar investasi segera berjalan,” ujarnya.
Azwardi menambahkan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen memberikan kemudahan izin, terutama untuk investasi strategis seperti ini.
“Iklim investasi di Aceh sangat menjanjikan, dan kami siap mendukung penuh investor yang ingin membangun di sini,” pungkasnya.