EQUIPMENTProduct

PT Balaraja Kencana Mas Sukses Ciptakan Talang Air Berbahan Galvalum

Penggunaan baja ringan alias galvalum untuk kebutuhan talang air akan lebih tahan lama ketimbang PVC (Polimer Termoplastik).

Konstruksi Media – Melihat banyak keluhan masyarakat akan talang air yang digunakan dari bahan PVC alias polivinil klorida atau polimer termoplastik yang tidak bertahan lama, membuat PT Balaraja Kencana Mas berhasil menciptakan solusi terhadap masalah talang air yakni dengan menggunakan bahan galvalum alias baja ringan yang dipasarkan di wilayah Jawa Timur (Jatim).

Richard selaku pemilik PT Balaraja Kencana Mas menyebut penggunaan baja ringan untuk kebutuhan talang air akan lebih tahan lama ketimbang PVC.

Dirinya bercerita sebab tercetusnya produk talang air dari baja ringan ini, karena sering mendengar keluhan para konsumen terhadap talang air.

“Saya memahami akan kebutuhan konsumen untuk talang air, sebab saya sering dengar keluhan dari konsumen. Pelan-pelan saya ingin menciptakan pengganti talang air berbahan PVC cepat rusak, dan tercipta talang air berbahan galvalum (baja ringan), dan ini menjadi jawaban atas keluhan masyarakat,” ungkap Richard dalam keterangannya, Rabu, (30/11/2022).

Ia menceritakan perjalanan bisnisnya yang penuh dengan perjuangan, dan dirinya sangat memegang teguh konsistensi serta menjaga kepercayaan konsumen dalam menjalankan usahanya.

Ia mengungkapkan bahwa dirinya sebelum menciptakan talang air dari baja ringan, memulai usaha sebagai distributor dari pipa PVC tahun 2012 silam.

Produksi talang air berbahan dasar baja ringan alias galvalum PT Balaraja Kencana Mas. Dok. Ist

“Saya memulai usaha sebagai distributor PVC tahun 2012. Memulai usaha sebagai distributor PVC tidaklah mudah melainkan penuh perjuangan,” imbuh dia.

Meski demikian, dirinya selalu berpegang teguh pada konsistensi dan menjaga kepercayaan pelanggan dalam menjalankan usaha.

Dia kembali mengungkapkan bahwa baja ringan atau galvalum merupakan barang baru di Indonesia. Untuk itu, Richard merasa beruntung bahwa baja ringan memiliki peluang usaha yang bagus.

“Baja ringan atau galvalum merupakan barang baru di Indonesia dan lebih mudah dipasang seperti puzzle,” tutur dia.

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Sekitar

Berkat perjuangan Richard dalam menjalankan bisnis talang air berbahan dasar baja ringan tersebut berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Pasalnya, saat ini dirinya memiliki sebanyak 150 orang karyawan yang bekerja ditempatnya, dan telah memiliki 3 pemasok bahan baku baja ringan lokal.

Dia mengungkapkan dalam menjalankan bisnisnya bekerjasama dengan Bizhare yang merupakan partner pembiayaan dan investasi Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM), pilot project Aneka Truss dan memperoleh suntikan modal usaha sebesar Rp 1,8 miliar.

Baca Juga : Kementerian PUPR Gelar Pameran UMKM 2022, Basuki: Selalu Gunakan Produk-Produk Lokal

Richard berharap pilot project Toko Aneka Truss dapat menjadi role model, yang dapat direplikasikan di daerah lain. Salah satunya dengan menggandeng masyarakat sekitar untuk menjadi rekan usaha dalam menjalankan bisnis usaha toko bahan bangunannya.

“Kami sudah memikirkan untuk ke depan, bahwa siapa tahu ada temen-temen atau rekan-rekan yang ingin mempunyai usaha, tapi hanya punya lahan kita nanti akan sambungkan dengan investor seperti Bizhare, supaya kolaborasi masyarakat sekitar dengan memiliki lahan bisa bergabung dengan investor yang mempunyai modal seperti Bizhare,” beber Richard.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki mengatakan Presiden Jokowi memberi tugas kepadanya untuk mendorong UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) naik kelas.

Gak tersebut dengan menggandeng sejumlah lembaga dan kementerian untuk menghubungkan koperasi, UMKM, dan IKM ke dalam rantai pasok global.

Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki. Dok. Ist

“Saat ini UMKM yang terhubung rantai pasok global baru mencapai 4,1%, sedangkan untuk dalam negeri kemitraan usaha besar dan UMKM baru 7%. Oleh karenanya, kami mengembangkan program UMKM naik kelas. Salah satunya kemitraan UMKM dengan BUMN dan usaha besar,” kata Teten Masduki.

Menurutnya, lembaga yang akan bersinergi di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN, dan Kementerian Investasi/BKPM.

Dia menegaskan ada dua upaya yang dilakukan KemenKopUKM untuk mendorong kemitraan UMKM.

“Pertama, BUMN membeli produk UMKM melalui PaDi UMKM. Kemudian yang kedua, memasukkan UMKM dalam rantai pasok BUMN dan swasta (usaha besar) agar terbentuk pola kemitraan,” papar dia.

Contohnya seperti koperasi dan UMKM di Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok yang diarahkan untuk menjadi bagian dari industri otomotif, makanan, kesehatan, pertanian, dan lainnya.

“Jadi UMKM enggak lagi usaha sendiri-sendiri tapi menjadi bagian industri. Ini yang kita ingin bangun. Dengan kemitraan antara UMKM dan usaha besar ada transfer pengetahuan dan manajemen bisnis,” beber dia.

Dengan demikian, UMKM bisa naik kelas dan berevolusi dari memproduksi barang dan jasa dengan skill rendah menjadi menciptakan produk berbasis kreativitas dan teknologi.

“Dengan cara ini, UMKM bisa menjadi bagian industrialisasi. Kalau industri berkembang, UMKM juga tumbuh, tidak tertinggal di bawah. Ini juga merupakan upaya kita untuk menyiapkan Indonesia menjadi empat kekuatan besar di dunia,” tutup Teten Masduki.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp