Proyek Proving Ground, Wajah Baru Industri Otomotif Indonesia yang Mendunia
Dalam pembangunan proyek ini, akurasi dan ketelitian menjadi kunci utama, mengingat Proving Ground merupakan fasilitas pengujian kendaraan bermotor berteknologi tinggi yang menuntut konstruksi presisi dan berkelanjutan.
Konstruksi Media – Tugas PT Hutama Karya (Persero) sebagai kontraktor dalam proyek pembangunan Proving Ground tidak hanya sebatas membangun infrastruktur fisik semata. Lebih dari itu, Hutama Karya bertanggung jawab memastikan setiap fasilitas yang dibangun dapat berfungsi sesuai standar internasional dan memiliki usia layan (life time) yang panjang.
Dalam pembangunan proyek ini, akurasi dan ketelitian menjadi kunci utama, mengingat Proving Ground merupakan fasilitas pengujian kendaraan bermotor berteknologi tinggi yang menuntut konstruksi presisi dan berkelanjutan.
Pada sebuah kesempatan, Majalah Konstruksi Media melakukan bincang-bincang dengan Project Manager Divisi Sipil Umum PT Hutama Karya (Persero), Rifki Alfrianto, Ir., ST., MS. Dia mengatakan bahwa proyek Proving Ground (fasilitas uji kendaraan) sendiri merupakan inisiatif dari Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dengan PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) selaku Badan Usaha Pelaksana.

Pasalnya, pembangunan fasilitas ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem industri otomotif nasional, khususnya dalam aspek uji tipe kendaraan yang selama ini masih banyak dilakukan di luar negeri. Dengan adanya fasilitas pengujian berstandar global di dalam negeri, efisiensi biaya dan waktu dapat ditingkatkan, serta memperkuat daya saing produk otomotif Indonesia di pasar internasional.
Berlokasi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, proyek ini melibatkan lintasan uji dengan berbagai konfigurasi, area perkantoran, ruang kendali, hingga sistem utilitas terpadu yang mendukung kelancaran operasional. Kolaborasi antara Kementerian Perhubungan, PT. IIAPG, Hutama Karya dan Stakeholder lainnya menjadi pondasi penting dalam menjamin bahwa pembangunan dilakukan secara holistic tidak hanya selesai secara fisik, tetapi juga siap digunakan dalam jangka panjang dengan tingkat keselamatan, kenyamanan, dan keandalan yang tinggi.

Lompatan Teknologi Uji Kendaraan Kelas Dunia
Proyek Proving Ground Indonesia bukanlah proyek yang lahir secara instan. Dikatakan oleh Rifki, proyek ini merupakan hasil dari perjalanan panjang selama lebih dari satu dekade, sejak pertama kali digagas oleh Kementerian Perhubungan pada tahun 2010 silam.
Dalam peta jalan pengembangan sektor transportasi nasional, fasilitas pengujian kendaraan bermotor berstandar internasional ini telah menjadi salah satu prioritas utama.
Balai pengujian kendaraan sebenarnya telah ada sejak tahun 1988. Namun saat itu, fungsinya masih sangat terbatas yaitu hanya untuk pengujian dimensi dan emisi dalam ruangan (indoor). Seiring meningkatnya kebutuhan akan keselamatan, inovasi, serta daya saing industri otomotif nasional dan global, muncul urgensi untuk membangun fasilitas yang jauh lebih lengkap dan modern.
Momentum proyek baru benar-benar terbangun ketika skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai dikaji dan kemudian diluncurkan. Pada tahun 2022, konsorsium IIAPG (PT Astra Daihatsu Motor, PT Gobel International, PT Bintang Pradipa Persada, PT Hutama Karya, Toyota Tsusho Corporation dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) dari Jepang. Di mana konsorsium ini menggandeng konsultan asal Spanyol yakni Applus IDIADA yang telah mendesain lebih dari 80% proving ground di dunia.
Proyek ini kemudian memasuki fase pembangunan fisik pada April 2023 lalu. Dengan desain yang matang dan teknologi terkini, kawasan pengujian ini menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan penggunaan sensor SuperSki dan MPD (multi-point profilometer) untuk mengukur tingkat kemulusan jalan pada pekerjaan Aspal Test Track. Toleransi deviasi permukaan jalan hanya sampai 2mm, standar tinggi yang belum pernah digunakan di proyek-proyek jalan umum sebelumnya.
“Kami mengimplementasikan teknologi yang belum pernah digunakan sebelumnya dalam proyek jalan di Indonesia, mulai dari SuperSki sensor hingga profilometer dengan tingkat ketelitian hingga 0,1mm. Ini adalah upaya kami untuk mencapai standar internasional,” ungkap Rifki.
Sebagaimana diketahui, proyek ini menelan biaya sekitar Rp1,74 triliun, yang mana dana ini mencakup seluruh aspek pembangunan dari konstruksi test track, laboratorium, pengadaan peralatan, hingga pengembangan sistem manajemen digital.
PT IIAPG sebagai Badan Usaha Pelaksana nantinya akan mengelola dan memelihara fasilitas ini selama 15 tahun ke depan.
Note: Naskah ini sudah tayang di majalah Konstruksi Media Edisi XVIII/2025, untuk lebih detailnya silahkan klik link berikut.. https://online.anyflip.com/nwzpn/tnze/mobile/index.html
Baca Juga :
Hutama Karya Rampungkan Fasilitas Utama Infrastruktur Otomotif Kelas Dunia Proving Ground Bekasi




