FINANCEInvestasi

Proyek KPBU Proving Ground dengan Investasi Senilai Rp2 Triliun

Proyek proving ground yang berada di Bekasi, Jawa Barat ini mempunyai arti sangat strategis bagi peningkatan kualitas industri otomotif nasional.

Konstruksi Media – Menggunakan skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), konsorsium Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) memenangkan tender proyek pembangunan fasilitas uji kelayakan kendaraan (proving ground) berstandar internasional milik Kementerian Perhubungan dengan nilai investasi sebesar Rp2 triliun.

Proyek proving ground yang berada di Bekasi, Jawa Barat ini mempunyai arti sangat strategis bagi peningkatan kualitas industri otomotif nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor.

“Melalui proyek ini kita akan meningkatkan standarisasi kendaraan yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, baik dari sisi keamanan (safety), kenyamanan dan ramah lingkungan hidup,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara penandatangan Perjanjian KPBU antara Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan dengan PT IIAPG di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Proyek yang akan menjadi salah satu tonggak kerja sama kemitraan Indonesia-Jepang ini melibatkan sejumlah perusahaan nasional, yaitu PT Gobel International, PT Bintang Pradipa Persada, PT Astra Daihatsu Motor, PT Hutama Karya (Persero), serta Toyota Tsusho Corporation dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport & Urban Development (JOIN) dari Jepang.

Proyek ini juga didukung oleh anggota konsorsium yang memiliki pengalaman dalam membangun dan mengoperasikan proving ground di Indonesia.

Selain itu, proyek ini juga melibatkan konsultan IDIADA Automotive Technology SA., perusahaan global asal Spanyol yang berpengalaman lebih dari 30 tahun dan telah membangun lebih dari 100 fasilitas pengujian kendaraan yang tersebar di 22 negara dari  3 benua, yakni Amerika, Eropa dan Asia, serta mengelola 6 technical center di dunia.

Ke 22 negara tersebut adalah AS, Brasil, Spanyol, Jerman, Czech, Inggris, India, China, Belgia, Prancis, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Polandia, Slowakia, Korea Selatan, Swedia, Thailand, Taiwan, Turki, dan Vietnam.

Rachmat Gobel mengatakan, sebagai bagian dari rangkaian pembangunan infrastruktur untuk sektor transportasi, kehadiran proyek ini sangat strategis bagi pengembangan industri otomotif Indonesia ke depan.

Menurut dia, kehadiran proving ground akan memberikan dorongan yang besar untuk pengembangan industri otomotif nasional. Kehadiran proyek ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai basis ekspor berbagai prinsipal otomotif global.

“Kita harus mengapresiasi terobosan pemerintah Indonesia, serta dukungan pelaku industri otomotif dan pemerintah Jepang, untuk bekerjasama dalam mengembangkan proyek strategis ini. Kehadiran proyek ini harus bisa mempercepat transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia,” kata Rachmat.

Baca juga: Indonesia Bakal Miliki Pengujian Kendaraan di Bekasi

Sesuai dengan kontrak, kerja sama IIAPG dengan Kemenhub akan berlangsung selama 17 tahun, termasuk masa konstruksi yang diperkirakan memakan waktu selama 2 tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan sepenuhnya ditanggung oleh IIAPG, sedangkan operasional fasilitas proving ground akan berada di bawah kendali Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB), yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Ditjen Perhubungan Darat.

Pengembalian dana investasi menggunakan skema Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment/AP)  dan mendapat jaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), BUMN yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan, yang khusus didirikan sebagai lembaga penjamin infrastruktur guna mendukung percepatan penyediaan infrastruktur di Indonesia melalui skema KPBU.

Direktur Utama IIAPG Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan, pembangunan proving ground ini merupakan proyek bergengsi karena menyangkut fasilitas strategis pengembangan industri otomotif nasional yang modern dan terkait dengan teknologi terkini untuk uji bidang keamanan dan kenyaman bagi kendaraan, serta dampak lingkungan hidup.

Ruang lingkup proyek meliputi desain proving ground, pembangunan fasilitas dan penyediaan peralatan beserta sistem informasi, pemeliharaan infrastruktur dan peralatan pengujian, serta pelaksanaan pelatihan berkala. Infrastruktur ini akan dilengkapi berbagai fasilitas modern untuk berbagai jenis uji tipe bagi kendaraan bermotor, seperti uji breaking system, speedometer, noise emission, rear view mirror, steering equipment, exhaust emission.

Proving ground akan dilengkapi berbagai fasilitas seperti general road berfungsi untuk pengujian jalan pada umumnya, high speed track untuk pengujian kecepatan, kenyamanan kendaraan, pengendalian kendaraan, percepatan dan pengereman, pemakaian bahan bakar external noise, lintasan kering untuk pengujian kestabilan dan rem, lintasan tanjakan, lintasan kenyamanan dan lintasan off road untuk pengujian kestablian dan suspensi.

“Dengan berbagai fasilitas dan dukungan teknologi terkini, Proving Ground BPLJSKB Bekasi akan memberi multiplier effect yang besar terhadap pengembangan industri otomotif nasional, bahkan berpotensi membawa Indonesia ke posisi terdepan dalam lingkungan otomotif di kawasan Asean. Konsorsium berterima kasih atas kepercayaan pemerintah yang memberi peluang berperan serta dalam pengembangan sektor transportasi dan industri otomotif nasional,” kata Hiramsyah.

Data menunjukkan, peran industri otomotif terhadap perekonomian nasional terus meningkat. Menurut data Menko Perekonomian, kontribusi sektor ini terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Industri Manufaktur Non-Migas mencapai sekitar 20% atau sekitar 4% terhadap total PDB Indonesia. Tenaga kerja yang diserap, baik langung maupun tidak langsung mencapai sekitar 5 juta orang.

Sementara itu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, setelah terdampak krisis Covid-19, mulai tahun lalu kinerja industri otomotif nasional terus membaik. Periode Januari-September 2022, total penjualan di pasar dalam negeri sudah mencapai 758.216 unit atau tumbuh 21% dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar 627.537 unit.

Kinerja ini menempatkan Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan ASEAN dengan market share 29,8% dibanding Thailand 26,7%, Malaysia 20,3% dan Vietnam 11,95%. Peningkatan juga terjadi pada ekspor dalam bentuk completely built up (CBU) yang sudah mencapai 334.489 unit atau naik 61% dibandingkan periode sebelumnya 207.562 unit.

Kinerja penjualan di dalam negeri dan ekspor tersebut telah mendorong peningkatan produksi yang sampai September lalu sudah menembus angka 1 juta unit yaitu 1,06 juta unit atau naik 21% dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar 794.385 unit.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp