Proyek Kontruksi RS Modular Tanjung Duren Capai 65%, Pertamina: Agustus Beroperasi
Konstruksi Media – Proyek pembangunan Rumah Sakit Modular Rujukan Covid-19 oleh PT Pertamina (Persero) di Tanjung Duren, Jakarta Barat ditargetkan beroperasi pada Agustus 2021.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono mengatakan, saat ini proyek terus berjalan dan mencapai kemajuan signifikan hingga 65%. Menurutnya, hal ini terlihat dengan penyelesaian pemasangan sandwich panel, atap hingga interior Gedung yang akan menjadi ruang IGD ICU. Demikian pula dengan Gedung untuk ICU VIP yang telah selesai dengan pemasangan modular, atap dan interior.
“Progress pembangunan signifikan, sejumlah fasilitas sudah selesai dan kita berharap segera beroperasi di bulan Agustus untuk melayani masyarakat yang terpapar COVID-19 dan membutuhkan perawatan intensif,” ujar Mulyono usai meninjau proyek tersebut, Jumat (30/7/2021).
- Program Pikiran Terbaik Negeri Yayasan BUMN, Wujudkan Inovasi Nyata untuk Indonesia
- Ungguli 21 Tim lain, Tim Antasena ITS Juarai PLN ICE 2024 Inovasikan Motor Hidrogen
- Precise Interlock Brick, SIG Tawarkan Solusi Inovasi atas Tantangan Proyek 3 Juta Rumah
Mulyono menyebutkan, sementara untuk gedung lainnya yang akan diperuntukkan sebagai ruang IGD Non ICU dan ruang Non ICU sedang tahap pengerjaan sandwich panel, modular, atap, dan interior. Upaya maksimal terus dilakukan Pertamina untuk mendukung Pemerintah dalam penanganan Covid-19.
Untuk memastikan kebutuhan oksigen terpenuhi, kata Mulyono, Pertamina akan menempatkan 2 ISO Tank di RS Modular Tanjung Duren. Saat ini masih dalam proses pengecoran beton sebagai fondasi penempatan tangki.
“Ke depannya kami harapkan dengan Pembangunan RS Covid-19 modular Tanjung Duren ini kita bisa membantu Pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19 Ini sehingga para pasien bisa ditangani dengan baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Patra Jasa, Putut Ariwibowo menyampaikan, sampai dengan saat ini pembangunan rumah sakit inline dengan target yang direncanakan. “Kami terus berupaya siang dan malam merampungkan pembangunan RS Modular agar dapat segera digunakan oleh masyarakat Indonesia,” ujar Putut.
Direktur Utama Pertamedika IHC dr. Fathema Djan Rachmat menambahkan, kelebihan RS ini adalah adanya pelayanan ibu Hamil, anak-anak ataupun bayi baru lahir yang terkena Corona, sehingga fasilitasnya akan lebih lengkap dibandingkan rumah sakit modular di Simpruk.
“Tenaga kesehatan (nakes) yang akan diperkerjakan di RS modular Tanjung Duren diperkirakan sekitar 800 orang, baik dokter spesialis, umum, perawat ruang isolasi, perawat ruang ICU, apoteker, maupun tenaga radiologi, teknisi, dan nakes lainnya,” jelas Fathema.***