NewsProfil

Prof Khrisna Terpilih Menjadi Ketum IAMPI Periode 2024-2028

IAMPI didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proyek dan program dengan menyediakan pelajaran manajemen proyek dan konsultansi dalam skala luas bagi stakeholder dan masyarakat.

Konstruksi Media, Jakarta – Prof Dr Ir Khrisna Suryanto Pribadi terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) periode 2024-2028.

Mantan Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) IAMPI 2024 yang diselenggarakan di Hotel Kaisar, Minggu (21/7/2024).

Prof Khrisna menjadi Ketum IAMPI menggantikan Ir Darma T Saptodewo, MT, MBA, MPU yang meninggal dunia pada Senin (1/7/2024).

IAMPI adalah asosiasi profesi/kumpulan para praktisi Ahli Manajemen Proyek Indonesia yang didirikan di Jakarta pada 16 Juli 1999. Pendirian IAMPI disahkan oleh Notaris Agus Majid SH dengan Pernyataan (Akta) Pembentukan IAMPI No. 182 tertanggal 31 Juli 2000, dikukuhkan kembali terakhir pada tanggal 1 April 2014 melalui Akta Notaris No 01 oleh Notaris Dewi Tenty Septy Artiany, SH, M.Kn.

Sebagai organisasi nirlaba, IAMPI didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan proyek dan program dengan menyediakan pelajaran manajemen proyek dan konsultansi dalam skala luas bagi stakeholder dan masyarakat.

IAMPI tidak hanya bergerak di bidang konstruksi, lingkup layanan IAMPI juga di bidang non-konstruksi. “Di antaranya, penyedia jasa perbankan, keuangan dan asuransi, telekomunikasi, oil and gas, pertambangan dan energi, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat serta pengguna jasa lainnya. Saat ini anggota IAMPI kurang lebih sebanyak 3.000 orang, tetapi yang aktif sekitar 300 anggota,” kata Prof Khrisna saat ditemui usai terpilih menjadi Ketua Umum IAMPI periode 2024-2028.

Pria berusia 71 ini menjelaskan bahwa kedepan, ada tiga program yang akan dilakukan di IAMPI. Yaitu konsolidasi, advokasi, dan digitalisasi manajemen proyek.

“Konsolidasi semua anggota, konsolidasi terhadap program-program termasuk sertifikasi, lalu konsolidasi tentang proses bisnisnya. Lalu, advokasi; mendesiminasikan pengetahuan tentang manajemen proyek kepada semua stakeholder supaya ada kesamaan pemahaman. Yang ketiga, adalah terkait digitalisasi manajemen proyek,” jelasnya.

Tak kalah pentingnya, kata Prof Khrisna, adalah Project Management Maturity. Bagaimana kedepan IAMPI melakukan asessment kematangan manajemen proyek. Hal ini berdasarkan program dari IPMA (International Project Management Association), standar manajemen proyek Eropa yang selama ini telah menjadi acuan IPMA.

Dikatakan, selain standar Eropa, IAMPI juga telah menerapkan standar manajemen proyek Amerika Serikat, PMI (Project Management Institute). Salah satu panduan yang dikeluarkan PMI, yaitu PMBOK (Project Management Body of Knowledge), bahkan sudah lama diterapkan di IAMPI dan menjadi salah satu tools bagi IAMPI dalam melakukan standar kompetensi untuk sertifikasi para anggotanya.

Dalam kepengurusan barunya, Prof Khrisna berencana akan meningkatkan kembali keaktifak para anggota yang mengalami penurunan sejak Pandemi Covid-19. Ia mengajak seluruh anggota untuk saling mendukung dan bekerja sama guna memajukan IAMPI agar berkontribusi nyata terhadap bangsa dan negara. (Hasanuddin)

Artikel Terkait

Back to top button