
Prof. Ali Berawi Tekankan Nilai Tambah dan Inovasi dalam Proyek Konstruksi di PAQS Congress 2025
Konsep nilai tambah harus menjadi kata kunci dalam setiap proyek konstruksi, bukan hanya sekadar memenuhi standar.
Konstruksi Media — Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Prof. Ir. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D., menjadi salah satu pembicara dalam Pacific Association of Quantity Surveyors (PAQS) Congress 2025 yang berlangsung di Jakarta.
Kehadirannya menegaskan pentingnya peran Quantity Surveyor (QS) dalam mendorong lahirnya proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan.
Saat ditemui Konstruksi Media, Prof. Ale sapaan hangatnya menekankan bahwa, QS tidak hanya berbicara soal perhitungan biaya, tetapi juga tentang bagaimana menghasilkan pembangunan yang lebih sustainable.
“QS ini concern pada cost effective dan cost efficient, tapi lebih dari itu, perannya adalah memastikan proyek memiliki nilai tambah,” ujarnya, (25/08/2025).

Menurutnya, konsep nilai tambah harus menjadi kata kunci dalam setiap proyek konstruksi. Bukan hanya sekadar memenuhi standar, tetapi juga menghadirkan inovasi yang memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.
“Kalau proyek standar bisa diselesaikan dengan biaya efisien, itu sudah nilai tambah. Apalagi jika mampu memberi manfaat ekstra bagi pengguna,” jelasnya.
Sebagai contoh, ia menyinggung pembangunan Multi-Utility Tunnel (MUT) yang dinilai memiliki keunggulan dari sisi efisiensi dan manfaat jangka panjang.
“MUT itu nilai tambah karena listrik, fiber optik, dan air bisa dalam satu infrastruktur. Tidak perlu lagi gali lubang-tutup lubang. Itu jauh lebih efisien dan memberi benefit lebih besar,” ucap Prof. Ale.
Dirinya menambahkan, pendekatan ini pada akhirnya akan bermuara pada prinsip value for money. QS, menurutnya, berperan strategis dalam memastikan aspek ekonomis dari suatu pembangunan benar-benar tercapai tanpa mengorbankan kualitas maupun keberlanjutan.
Lebih jauh, Prof. Ale menjelaskan bahwa profesi QS di Indonesia masih berada dalam lingkup teknik sipil. Namun, di negara-negara dengan sistem commonwealth, QS berdiri sebagai profesi tersendiri yang berdampingan dengan arsitek, real estate, maupun building surveying.
“QS ini ada di antara seni dan engineering, lebih ke sisi soft dari perencanaan pembangunan,” paparnya.
Kehadiran PAQS Congress 2025 di Indonesia, menurutnya, menjadi momentum penting untuk memperkuat peran QS dalam pembangunan nasional. Ia berharap ajang internasional ini dapat mendorong peningkatan kehandalan para praktisi dalam perhitungan dan perencanaan proyek.
“Mudah-mudahan bisa mem-boosting kapasitas kita dalam membangun proyek dengan perhitungan yang lebih presisi,” tandasnya.
Baca Juga :
Guru Besar UI Prof. Ali Berawi Dianugerahi Gelar Honorary Doctor dari SPbPU, Rusia