Prof Abduh, IKN Revisited: Seeing is Believing
IAMKRI dan ITB dorong penerapan Lean Construction di IKN untuk efisiensi, kolaborasi, dan keberlanjutan proyek infrastruktur nasional.
Konstruksi Media — Kunjungan delegasi Institut Teknologi Bandung (ITB) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 14–16 Oktober 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama antara akademisi dan pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan.
“Sudah hampir dua tahun lalu saya berkunjung ke IKN, saat itu sedang masa konstruksi dan berkesempatan mengunjungi proyek Kantor Menko 4 dan juga singgah dan diskusi di Hunian Pekerja Konstruksi tentang penerapan BIM dan juga Lean Construction,” ujar Guru Besar Prof. Muhammad Abduh Fakultas Teknik dan Lingkungan ITB, dan juga Ketua Ketua Umum Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Indonesia (IAMKRI), kepada Konstruksi Media, Senin, (27/10/2025).
Kunjungan ulang kali ini, tanggal 14-16 Oktober 2025, dalam rangka tugas dari Rektor ITB untuk menjalin kerja sama dengan OIKN lebih lanjut, khususnya di bidang konstruksi dan manajemen infrastruktur.
“Kali ini kami menginap langsung di IKN, tidak di Balikpapan, yaitu di Rusun ASN 4 Tower 2, untuk merasakan langsung fasilitas yang ada dan juga atmosfir-nya,” imbuhnya
Dia menambahkan, agenda utama kali ini adalah bertemu dengan kawan-kawan di Bidang Sarana dan Prasarana, bersama Danis Hidayat Sumadilaga, serta Bidang Perencanaan dan Pertanahan, bersama Mia Amalia.
“Untuk bidang sarana dan prasarana, kami dari Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur (KK KMI) mencoba mendalami berbagai issues terkait dengan penyelenggaraan program dan proyek untuk tahap yang akan datang hingga tahun 2028. Lessons learned dari tahap pertama yang lalu harus menjadi pembelajaran untuk perbaikan ke depan,” paparnya.
Prof. Abduh menjelaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi akademik, melainkan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas pembangunan nasional.

“Kami ingin memastikan bahwa penerapan Lean Construction benar-benar menjadi budaya dalam setiap proyek di IKN,” kata Prof. Abduh.
“Saya teringat kembali akan harapan pak Menteri PUPR, pak Basuki Hadimuljono, di acara ACF yang diselenggarakan oleh AKI di Bali tahun 2019, bahwa IKN akan dibangun dengan pendekatan Lean Construction. Demikian pula saat saya datang pada waktu yang lalu, diharapkan Lean Construction diterapkan,” katanya mengingat ucapan Menteri PUPR kala itu Basuki Hadimuljono.
“Alhamdulillah, beberapa kontraktor BUMN sudah mencoba menerapkannya, dan salah satu yang bisa dicatat adalah keberhasilan PT. PP (Persero) Tbk, mempercepat pembangunan Istana Negara dengan pendekatan Lean Construction,” sambungnya.
Pada bidang perencanaan dan pertanahan, SITH ITB menindaklanjuti kerja sama untuk pengembangan dan pengelolaan hutan di IKN oleh ITB.
“Kami sempat juga melihat calon lokasi hutannya yang sudah cukup matang untuk ditindaklanjuti. Lokasinya di atas bukit, dekat dengan heli pad, serta melalui lokasi perkemahan glamping. View dari atas melihat Nusantara sangat menawan,” imbuhnya kembali.
“Sebelum kembali ke Balikpapan, kami sempat bertemu dengan pak Kepala OIKN, pak Basuki Hadimuljono, di kantornya, dan berbincang apa yang kami kerja samakan sekitar 45 menit. Senang sekali bisa langsung mendapatkan reaksi dan masukan dari beliau,” bebernya.
“Kami juga senang bisa bertemu dengan kolega-kolega OIKN lain, seperti pak Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital, pak Agung Indrajit, ketika kami foto-foto di Taman Kusuma Bangsa, kemudian para direktur di Bidang Sarana dan Prasarana, seperti pak Cakra Nagara, pak Agus Ahyar, dan pak Desiderius Viby Indrayana,” jelasnya.
Prof. Abduh menegaskan bahwa Lean Construction bukan sekadar metode efisiensi, tetapi juga filosofi kolaborasi.

Sebelum kembali ke Bandung, di Balikpapan, rombongan ITB menyempatkan untuk melihat salah satu bagian juga dari IKN yaitu lokasi pelepasliaran orang utan di Samboja Lestari yang dikelola oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS).
“Kami mengenal bagaimana kebiasaan orang utan adalah kunci untuk pembelajaran bagi orang utan yang akan dilepas ke alam liar, ada kurikulum yang berbasis kompetensi juga ini,” katanya lagi.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa keberhasilannya adalah sudah ada 45 orang utan dilepas kembali ke alamnya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
“Sebelum pulang, kami tanam pohon untuk mendukung penghijauan kembali lokasi tersebut, yang pernah terbakar tahun 2017 lalu, dan hingga sekarang sudah berhasil dihijaukan dengan sangat lebat,” tuturnya.
Kunjungan kembali ke IKN ini adalah untuk terus memupuk kepercayaan dalam kebersamaan dalam pembangunan negeri ini. Dalam membangun ini harus saling bantu membantu, agar tercapai apa yang diharapkan dan bermanfaat luas.




