Konstruksi Media – Chief Operating Officer PT Altrak 1978 Siman Fadil mengatakan, tahun ini PT Altrak 1978 berusia 44 tahun dengan beragam tantangan yang datang silih berganti untuk dapat bertahan di bisnis alat berat. Semua itu mampu dilewati, terbukti hingga saat ini telah memiliki anak usaha yang berbisnis di sektor yang sama.
“Selama 44 tahun, kita berhasil melewati berbagai masa krisis, salah satu yakni tahun 1998, kemudian tahun 2008, dan juga yang baru kita lewati yakni tahun 2020 Pandemi Covid-19. Syukur kita bisa melalui hal itu, karena kita punya pondasi yang kuat yang telah kita tanamkan,” kata Siman kepada Konstruksi Media, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, ketika ingin bertahan di bisnis alat berat prinsipnya harus berhati-hati dan memiliki pondasi keuangan yang cukup kuat. Hal ini, kata Siman, sangat membantu di dalam krisis yang dihadapi.
Ia mengatakan, PT Altrak 1978 selalu mengutamakan pelayanan purna jual atau after sales service. Pasalnya, hal ini sangat membantu dalam kondisi yang sesulit apapun. Tak hanya itu, perseroan juga menjalin hubungan baik dengan para pelanggan, baik dalam soal perbaikan alat berat dan lainnya.
“Prinsip kita, kalau kita menjual alat harus disertai dengan pelayanan purna jual yang sangat baik. Untuk itu, kami tidak hanya menjual produk saja, ini sejalan dengan visi kita yakni be there among the best untuk menjadi salah satu yang terbaik di industri alat berat,” ucapnya.
Lantas bagaimana mewujudkan itu semua? Siman mengatakan, ada beberapa hal yang dijalankan oleh perseroan untuk membuat pelanggan merasa puas. Pertama harus memberikan kualitas produk yang terbaik.
“Kualitas terbaik harus kita berikan kepada semua pelanggan kita, baik itu mereka yang berkecimpung di sektor pertambangan, pertanian, perkebunan, bahkan hingga konstruksi. Kita rangkul mereka semua,” jelas dia.
Untuk yang kedua, kata dia, memberikan pelayanan purna jual yang baik. Upaya ini disertai dengan telah dimilikinya fasilitas dan jaringan yang tersebar di 50 titik di seluruh Indonesia.
“Kita juga memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kita miliki. Bisa dilihat rata-rata karyawan kita itu orang lama semua, itu kita lakukan untuk menjaga kepercayaan kepada pelanggan dan tentunya memberikan pelayanan yang terbaik terhadap layanan purna jual produk alat berat,” ujar dia.
Ia mengatakan, jika setiap tahun gonta-ganti SDM, hal itu tidak disarankan. Pasalnya, tidak bagus dalam menjaga hubungan baik dengan para pelanggan.
“Kita selalu melakukan pemantauan terhadap kualitas pelayanan dari SDM yang kita miliki. Kita juga melakukan berbagai pelatihan yang berkelanjutan kepada para karyawan, baik dari prinsipal ataupun yang kita lakukan sendiri,” ucap Siman.
Menurut dia, saat ini sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan dan lainnya dalam kondisi yang cukup baik. Terlebih, harga komoditi di Indonesia seperti batu bara dan nikel sedang mengalami peningkatan permintaan dari berbagai negara-negara, baik di Asian hingga Eropa.
“Saat ini Indonesia dalam masa pembangunan, juga punya komoditi batubara saat ini bagus dan sektor konstruksi berjalan cukup massif. Kita optimis ke depan harga komoditas seperti batu bara dan nikel di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” ujar dia.
Penuhi Kebutuhan Alat Berat
Siman mengatakan, permintaan alat berat di Indonesia sebenarnya dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang positif. Bisa dilihat pasca Pandemi Covid-19, permintaan alat berat untuk berbagai sektor meningkat hampir 2 kali lipat.
“Kebutuhan alat berat di Indonesia meningkat dari biasanya, tercatat dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2021, hingga semester I tahun 2022 permintaan alat berat kita naik 30-40%. Artinya sektor-sektor pertambangan dan konstruksi mulai kembali menggeliat,” ucapnya.
Akan tetapi, kata dia, pasokan alat berat dari negara asalnya mengalami kesulitan lantaran banyaknya permintaan alat berat tersebut. Ia mengatakan, untuk mendatangkan alat berat cukup lama, karena di sana (pabrikan) sudah penuh produksinya.
Baca juga: Tower BUMN IKN Nusantara, Tertinggi di Asia Tenggara
“Bahkan mereka kewalahan dalam menerima permintaan alat berat. Karena ada beberapa prinsipal yang melarang kita untuk mengorder kembali, sebab mereka mengalami kesulitan terhadap permintaan dari Indonesia,” jelasnya.
Jika dilihat dari laporan permintaan alat berat, menurut dia, kebutuhan alat berat dalam negeri mencapai 16.000 unit per tahunnya. Itu pun yang terdaftar, karena ada juga beberapa transaksi yang tidak dilaporkan oleh dealer.
“Kita baru mengambil sebagian kecil, ke depan kita ingin mengambil porsi yang lebih besar,” ucapnya.
Inovasi dan Peluang IKN
Siman mengatakan, saat ini produsen alat berat berinovasi menciptakan alat berat yang ramah lingkungan untuk dapat mendapatkan porsi pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di Kalimantan Timur.
“Kita sedang mencari peluang untuk bekerja sama dengan kontraktor dalam pembangunan IKN. Saat ini masih dalam penjajakan, dan kita sudah bentuk tim yang khusus menangani IKN,” ucapnya.
Nantinya, menurut dia, untuk kebutuhan alat berat dalam pembangunan di IKN akan cukup besar. Apalagi, pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara akan berlangsung cukup lama hingga tahun 2045.
“Di sana (IKN) kan akan membangun jalan tol, jalan raya, gedung, perkantoran, dan lain-lainnya. Tentunya kebutuhan akan alat berat cukup banyak, seperti escavator, dozer dan lainnya,” jelas Siman.
Ia mengatakan, PT Altrak 1978 sedang mengembangkan alat berat yang menggunakan bahan bakar bio fuel B40, B50 bahkan hingga memasang solar panel di alat berat sekalipun.
“Kita terus berinovasi untuk menciptakan alat berat yang ramah lingkungan untuk mewujudkan sustainable environmental governance,” ucapnya.
Selain menjual produk alat berat, kata dia, PT Altrak 1978 melalui anak usahanya,i PT Berca Mandiri Perkasa spesialis menyewakan alat berat untuk kebutuhan pertambangan, perkebunan kelapa sawit, hingga konstruksi pembangunan infrastruktur baik jalan, jembatan, hingga gedung perkantoran.
“Melalui anak usaha, kita juga melakukan penjualan di sektor alat berat, akan tetapi dengan brand yang bermacam-bacam. Selain itu, kita juga memproduksi bucket alat berat melalui anak usaha yang lain,” ujarnya menambahkan.
Sebagaimana diketahui, penggunaan alat berat untuk di sektor pertambangan, konstruksi, perkebunan dan lainnya memiliki umur pakai yang lama yaitu berkisar 20-30 tahun. Untuk itu, berbekal memiliki 2.500 pegawai yang tersebar di 50 lokasi di Indonesia perseroan terus memantau perkembangan alat berat yang telah dibeli oleh pelanggan dan menjaga perawatannya.
Ia mengatakan, bersama pelanggan menjaga alat berat dan memantau perkembangannya. Selain itu, selalu mengingatkan pelanggan untuk perawatan alat berat dan sebagainya. Hal ini kita lakukan agar alat berat tersebut dapat beroperasi dan mencapai hasil yang maksimal.
“Kita memberikan dukungan dari perawatan, pelatihan dan segala macam, jika ada kerusakan kita melakukan perbaikan dengan cepat. Prinsip kita itu mendukung pelanggan. Jadi pelanggan semakin berkembang, alhasil kebutuhan alat berat juga akan meningkat,” ucapnya mengakhiri bincang-bincang. (Galuh)
Baca artikel selanjutnya: