ENERGIRenewable

PLN Teken Kerja Sama Bangun PLTS Terbesar se-Asia Tenggara

Penggunaan solar panel ini tak hanya meningkatkan penggunaan energi bersih, juga meningkatkan TKDN-nya.

Konstruksi Media – Upaya mengakselerasi transisi energi mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat, PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Indonesia Power menjalin kerja sama dengan perusahaan produsen solar panel luar negeri terkemuka dan dua perusahaan dalam negeri untuk bisa meningkatkan penetrasi solar panel di Indonesia.

Penandatanganan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid di sela perhelatan G20, di Bali, Selasa, (15/11/2022).

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, Direktur PT Agra Surya Investindo, Harvey Tjokro, Chairman Trina Solar, Gao Jifang, Attorney In Fact PT Daya Anugerah Sejati Utama, Franky Oesman Widjaja.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan melalui kerja sama ini, PLN Indonesia Power berkolaborasi untuk membangun pabrik, mengembangkan skema bisnis maupun model pemasaran produk solar panel di dalam negeri.

Baca Juga : Menteri Basuki dan Menko Luhut Resmikan PLTS Waduk Muara Bali

“Harapannya perusahan ini akan menjadi perusahaan solar panel terbesar di Asia Tenggara dan produksinya langsung dilakukan oleh anak bangsa,” kata dia.

Menurutnya langkah ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kapasitas nasional dalam negeri untuk memperkuat infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Saat ini peluang pasar yang sangat besar belum didukung oleh industri solar panel dalam negeri secara maksimal. Masih terdapat disparitas harga produk solar panel dalam negeri, di mana harga impor 40 persen lebih murah dibanding harga dalam negeri,” jelas Edwin.

Dia mengatakan disparitas harga ini dikarenakan rantai pasok dalam negeri yang belum terbentuk secara end to end. Padahal target pemerintah dalam TKDN PLTS mencapai 60 persen, namun saat ini baru 40 persen.

“Untuk itu, PLN terus mendorong pembangunan ekosistem dan memfasilitasi kapabilitas nasional melalui pembuatan manufaktur solar panel dengan menghadirkan pabrikan dengan teknologi terkini,” beber Edwin.

Lebih jauh, dia mengatakan, langkah ini juga sebagai upaya PLN dalam menghadirkan pasokan listrik berbasis energi bersih yang realible, sustainable dan affordable bagi masyarakat.

“Dengan membangun industri ini, PLN akan menyelesaikan dilema energi kotor yang murah vs energi bersih yang mahal, sehingga PLN dapat mewujudkan amanah dalam penyediaan listrik yang murah dan bersih,” tandasnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp