ENERGIRenewable

PLN Kembangkan Pembangkit Listrik dari Sampah Kapasitas 17,7 MW di Palembang

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan bauran energid an mengurangi persoalan terhadap sampah di perkotaan.

Konstruksi Media – Upaya meningkatkan bauran energi serta mengurangi persoalan sampah perkotaan, PT PLN (Persero) menandatangani kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) 17,7 megawatt (MW) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan melalui pengembangan PLTSa ini, selain menjadi pembangkit yang ramah lingkungan, juga akan menjadi jawaban dari permasalahan pengelolaan sampah di perkotaan.

“Dengan adanya PLTSa ini, maka PLN tak hanya menambah bauran energi saja tetapi juga turut menyelesaikan persoalan sampah di wilayah tersebut. Lewat PLTSa ini, sampah diolah menjadi sumber energi domestik yang justru bermanfaat bagi masyarakat,” kata Darmawan, di sela acara The 11th Indonesia EBTKE ConEx 2023, Senin, (17/7/2023).

Baca Juga : PLN Jalin Kolaborasi dengan PNG Power, Pasok Listrik di Perbatasan Papua Nugini

Dia menambahkan, PLTSa Palembang dengan kapasitas 17,7 MW ini diproyeksikan akan mampu menyerap sampah kota sebesar 1.000 ton per hari.

PLN Teken Pemanfaatan PLTS di Belinyu, Bangka Belitung 1 Mega Watt Peak (MWp). Dok. Ist

Tak hanya itu, PLN juga melakukan penandatangan Power Purchase Agreement (PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah Belinyu, Bangka Belitung dengan kapasitas 1 megawatt peak (MWp).

“Indonesia kaya akan potensi sumber daya alam yang dapat dijadikan sumber energi bersih, di sisi lain ini juga merupakan sumber energi domestik untuk menjaga ketahanan energi dalam negeri,” papar Darmawan.

Untuk itu, PLN mendukung penuh pembangunan PLTS Belinyu dengan kapasitas 1 megawatt peak (MWp) karena sinar surya di Indonesia merupakan salah satu sumber daya yang berlimpah. PLTS ini diharapkan mampu meningkatkan keandalan listrik di Bangka Belitung.

“PLN akan terus mengakselerasi penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT di Indonesia untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik sekaligus meningkatkan bauran EBT dalam mencapai net zero emission pada 2060,” tuturnya.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button