Konstruksi Media – Guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di Batam, Kepuluan Riau, PT PLN (Persero) menyatakan pihaknya siap hadirkan listrik dengan total kapasitas 42 megawatt peak (MWp) yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Hal tersebut dengan dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS tentang rencana studi kerja sama potensi, pengembangan, pembangunan, kepemilikan, dan pengoperasian proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Indonesia.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, MoU ini akan menjadi bagian dari transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 guna target mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
“Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah mempercepat transisi energi di Indonesia. PLN tidak bisa berdiri sendiri, PLN harus terbuka dan berkolaborasi menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama mencapai target NZE tahun 2060,” ungkap Wiluyo dalam keterangannya, Minggu, (23/4/2023).
Wiluyo menambahkan, upaya transisi energi menuju energi bersih dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dapat menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Batam.
Dirinya berharap kehadiran PLTS Apung ini tidak hanya menekan emisi karbon, tetapi listrik dari pembangkit ini dapat dimanfaatkan untuk menerangi Pulau Batam dan sekitarnya yang terhubung dengan jaringan listrik PLN Batam.
Senada dengannya, Direktur Utama PT PLN Batam M. Irwansyah Putra mengatakan Nota Kesepahaman ini akan menjadi langkah awal bagi PT PLN Batam, PT PLN Nusantara Power dan PT Energi Baru TBS untuk bersama-sama mewujudkan transisi energi.
- Kementerian PU Dukung dan Wujudkan Visi Asta Cita Swasembada Pangan
- Ditargetkan Selesai Awal 2025, Kemen PU Kebut Pembangunan Bendungan Jlantah
Ia berharap pembangunan PLTS ini juga akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Batam.
“Pembangunan PLTS ini merupakan proyek EBT terbesar di Kepulauan Riau yang akan meningkatkan perekonomian dan menjadi etalase untuk mengundang investor luar untuk berinvestasi di Batam,” beber Irwansyah.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, PLN Batam mendukung penuh transisi energi yang sudah tertuang di RUPTL PLN Batam dan merupakan program Pemerintah untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan dan pengembangan PLTS hingga 125 Megawatt (MW) di tahun 2026.
“Melalui sinergi antara PT Energi Baru TBS, PT PLN Nusantara Power dan PT PLN Batam. Kita harapkan kegiatan ini menjadi batu loncatan untuk menginisiasikan kerja sama yang lebih besar dan kemitraan untuk pengembangan EBT lainnya. Harapan kami ke depannya kerja sama ini tidak terbatas hanya di Wilayah Batam dan bisa dikembangkan untuk daerah lain,” papar dia.
Sementara itu, Direktur Utama Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo juga menyampaikan antusiasmenya untuk berkolaborasi dengan Nusantara Power dan PLN Batam.
Dengan kapasitas 42 MWp, total investasi yang akan dikeluarkan oleh TBS diperkirakan mencapai 50 juta USD dan diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2024.
Menurutnya, proyek ini menjadi prioritas TBS dalam sektor energi terbarukan dan akan menjadi proyek energi terbarukan skala besar pertama di Pulau Batam.
“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Nusantara Power dan PLN Batam dalam proyek PLTS Apung Tembesi ini. Proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan dukungan kami terhadap visi pemerintah untuk mencapai target energi terbarukan,” beber Dimas.
Baca Artikel Selanjutnya :