Konstruksi Media – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo mengatakan sedang membuka lelang sejumlah proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) demi mendongkrak bauran energi bersih untuk mencapai netral karbon.
Menurut dia, Perseroan melakukan perbaikan di segala lini untuk mengundang investor masuk pada proyek energi terbarukan, termasuk memberi penawaran yang memberi nilai komersial.
“Hasilnya sudah berbuah manis yang tadinya lelang itu 3 atau 4 atau 5, sekarang sudah 160. Artinya apa? Artinya investasi untuk energi baru terbarukan haruslah commercially available,” kata Darmawan saat Energy Outlook 2022 CNBC, Kamis (24/2/2022).
Menurut dia, investasi proyek energi baru terbarukan dari kalangan swasta cukup luar biasa hingga 2025. Kondisi ini, kata Darmawan, ditopang antusiasme lembaga keuangan dunia yang mulai melirik investasi pada EBT.
Saat ini sejumlah lembaga mulai getol menanamkan investasi untuk energi bersih. Beberapa di antaranya seperti Asian Development Bank, World Bank, Green Investment hingga green bond. Ditambah, China mulai melarang investasi dari luar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Darmawan mengatakan, salah satu contoh proyek raksasa PLN seperti pengembangan PLT EBT Baseload sebesar 1,1 gigawatt pada 2026 – 2027. Proyek ini, menurut dia, akan memanfaatkan Pembangkit Tenaga Surya (PLTS) dengan tambahan battery storage system agar mampu mengalirkan listrik selama 24 jam.
Baca juga: Grand Design Perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
“Teknologinya tidak kita kunci, kita buka, tapi harus beroperasi 24 jam. Artinya ada battery energy storage system-nya, ini besar sekali projeknya bisa mendekati US$3 – 4 bilion,” ucap dia.
Nantinya proyek ini akan mengadu inovasi dari para perusahaan yang ingin terlibat, langkah untuk mencapai keekonomian pembangkit EBT. Pasalnya, EBT Baseload masih terbilang mahal dengan asumsi harga listrik US$16 sen per kWh. Berbeda dengan PLTU yang hanya berada di kisaran US$6 – 8 sen per kWh.
Darmawan mengatakan, PLN turut membangun iklim yang kondusif bagi investor, membuka proses lelang secara transparan, tidak berbelit dan disederhanakan. Sebelumnya, harga energi baru terbarukan masih tinggi meski pemerintah telah menargetkan bauran energi bersih 23 persen pada 2025.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, telah ditetapkan kebutuhan PLT EBT Base Load sebesar 1,1 gigawatt (GW) dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.
PLT EBT Base Load merupakan pembangkit energi terbarukan yang mampu menggantikan pembangkit fosil dengan biaya pokok produksi (BPP) listrik lebih murah dan dapat beroperasi selama 24 jam. .
Apabila pemerintah menggunakan pembangkit intermiten seperti PLTS dan PLTG, maka diperlukan Battery Energy Storage System (BESS) untuk memastikan agar daya listrik terus mengalir selama 24 jam.
“Tantangannya bagaimna kita bisa mengganti energi fosil seharga US$6 – 8 sen per kWh dengan energi PLTS + BESS sekitar US$18 – 21 sen per kWh,” ucap Evy, beberapa waktu lalu.
Baca artikel selanjutnya: