INFONews

Pionir Swalayan Bahan Bangunan, Mitra10: Atasi Kebutuhan Konsumen

Mitra10 sebagai tempat penyedia material/bahan bangunan dan kebutuhan rumah yang paling lengkap.

Konstruksi Media – Salah satu pionir swalayan bahan bangunan dan perlengkapan rumah di tanah air adalah Mitra10. Hingga akhir 2023, sudah memiliki 48 outlet Mitra10 yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Berawal dari depo bangunan kemudian terus berkembang hingga kini memiliki lebih dari 50 unit ritel modern di berbagai wilayah di bawah naungan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP).

Jumlah outlet ritel modern Mitra10 pun terus bertambah dari 45 titik pada tahun 2022 menjadi 48 titik pada tahun 2023 dan bertambah lagi menjadi 55 titik pada tahun 2024. Bahkan, CSAP menargetkan 100 outlet Mitra10 pada 2030. 

Selain Mitra10, emiten berkode saham CSAP ini juga memiliki outlet khusus ritel modern produk home furnishings, yaitu Atria. Hingga akhir 2023, sudah tersedia sebanyak 21 outlet Atria, kini bertambah menjadi sekitar 23 titik. Konsep Mitra10 dan Atria terintegrasi dalam satu outlet.

Achmad Widjaja, Komisaris Utama PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mengatakan bahwa konsep utama Mitra10 adalah sebagai tempat penyedia material/bahan bangunan dan kebutuhan rumah yang paling lengkap. Dia berharap agar konsumen mendapatkan semua kebutuhan rumah dan material bangunan ketika masuk ke outlet Mitra10 mulai dari lantai dan dinding seperti keramik, cat hingga perlengkapan rumah seperti lampu, kabel serta home furnishing di outlet Atria.

“Dalam struktural bahan baku material bangunan, kami membuat konsep ritel modern bahan bangunan yang lengkap. Begitu konsumen masuk, sudah tahu bahwa semua kebutuhan barang dan material rumahnya tersedia di Mitra10. Mulai dari barang yang tidak diperlukan setiap hari seperti keramik, cat, dan lainnya hingga barang-barang yang memang dibutuhkan tiap hari, semua tersedia di Mitra10,” ujar Achmad Widjaja (AW) saat berbincang dengan Konstruksi Media di penghujung tahun 2024.

Dia menjelaskan, konsep kelengkapan barang ini mengikuti karakteristik konsumen di Indonesia, terutama yang tinggal di kota besar, salah satunya adalah pemilik rumah jarang belanja sendiri untuk bahan/material bangunan. Mereka biasanya menyuruh pekerja/tukang bangunan.

“Jika kita punya barang tidak lengkap, maka tidak akan direkomendasikan. Jadi kelengkapan itu menjadi bagian daripada mengisi kebutuhan kontraktor atau pemilik rumah atau daya tarik buat konsumen tadi,” jelasnya.

Menurutnya, konsep dasar dari ritel modern bahan bangunan bertujuan untuk memberikan kenyamanan, kelengkapan, jarak yang terjangkau, dan memudahkan konsumen dengan tersedianya material bangunan dan kebutuhan rumah yang lengkap.

Mitra10 Outlet dengan beragam produk cat seperti Propan. Dok. Ist

Karakteristik Bahan Bangunan

Achmad menjelaskan, karakteristik bahan bangunan berbeda dengan produk lainnya seperti makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan lainnya. Perbedaan karakteristik ini juga turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan transaksi apakah secara offline atau online melalui marketplace.  

“Misalnya keramik, konsumen perlu melihat langsung motifnya dan permukaannya. Kemudian, bobotnya juga relatif berat sehingga pengirimannya juga lebih sulit. Ada dua hal yang belum bisa diselesaikan oleh transaksi online. Pertama, bobot produknya relatif berat. Kedua, kembali lagi ke motif dan selera konsumen. Motif itu menjadi bagian konsumen sendiri yang punya keinginan, perasaan, emosi, dan lain-lain. Sehingga kalau namanya building material, tidak banyak [transaksi] di online karena juga termasuk barang heavy duty,” imbuh dia.

Hal itu, kata dia, menyebabkan swalayan bahan bangunan selalu dipenuhi konsumen karena mereka ingin mendapatkan experience langsung di tempat. “Belum lagi kalau barang-barang elektronik, di mana psikologis konsumen kalau sudah melihat dan merasakan langsung, baru akan beli,” kata pria kelahiran Jakarta ini.

Karakteristik konsumen juga harus menjadi perhatian para pelaku ritel modern atau swalayan bahan bangunan, terutama Generasi Milenial dan Gen Z yang sering membandingkan atau riset terhadap berbagai jenis produk yang sama sebelum memutuskan untuk membelinya. Demikian halnya dengan komposisi penjualan produk Mitra10 yang hingga saat ini masih didominasi transaksi secara offline, sedangkan transaksi secara online masih di kisaran 1%. 

Mitra10 Swalayan Bahan Bangunan Terbesar di Indonesia. Dok. ist

Keunggulan Jaringan Kuat

Dalam melakukan ekspansi, kata dia, PT Catur Sentosa Persada berkolaborasi dengan pihak lain melalui berbagai keunggulan Mitra10 sehingga bisa membuat nilai investasi lebih efisien. “Mitra10 memiliki jaringan yang kuat sebagai nilai tambah. Demikian juga dengan pelaku ritel modern lainnya baik bahan bangunan maupun produk lainnya, perlu memperkuat jaringannya,” katanya.

Dia menambahkan, Mitra10 akan terus fokus sebagai pelaku ritel modern bahan bangunan dan kebutuhan/perlengkapan rumah. Selain memasarkan produk dari berbagai prinsipal, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. juga menjual brand sendiri, tetapi relatif kecil, yaitu hanya sekitar 2%.

Dari sisi margin usaha Mitra10, menurut Widjaja, cukup bervariasi. Pasalnya, biaya distribusi juga relatif tinggi hingga 48%. “Misalnya untuk barang-barang yang bukan fast moving, kita bisa ambil margin lebih tinggi dan sebaliknya, untuk tambal sulam.

Dia menambahkan, material bangunan dan perlengkapan rumah bukanlah kebutuhan primer seperti makanan dan minuman. Seperti halnya renovasi rumah baru akan dilakukan ketika konsumen sudah memiliki kesiapan dana. “Jadi, konsep Mitra10 adalah supermarket atau swalayan bahan bangunan buat semua orang dengan mengutamakan kelengkapan dan pelayanan serta keunggulan jaringan yang tersebar sehingga menjadi convenience store, yaitu terdekat, tercepat, dan mudah diakses,” jelas dia.

Dia memproyeksikan pasar renovasi rumah akan tumbuh kisaran 20-30% per tahun, sedangkan pasar konstruksi baru tidak lebih dari 12%.

Untuk itu, Mitra10 terus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah dan kota besar lainnya di Indonesia untuk memperkuat jaringan. Para prinsipal dengan sendirinya akan berkolaborasi karena Mitra10 telah memiliki jaringan yang cukup kuat. “Ancaman bisnis ritel modern bahan bangunan adalah tidak mendapatkan titik-titik jangkauan yang baik, lokasi karena lokasi itu susah dicari,” imbuhnya.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp