
Kementerian Pekerjaan Umum yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Yudha Mediawan, menegaskan bahwa salah satu isu strategis dalam pembangunan infrastruktur pemerintah saat ini adalah kesiapan sumber konstruksi dalam negeri, khususnya penggunaan konstruksi baja yang lebih cepat dan atraktif dari segi desain dan teknologi. “Sejalan dengan kolaborasi yang akan dilakukan bersama KSSC untuk proyek percontohan, ini akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan industri baja di Indonesia. ISSC juga dapat berperan aktif dalam memastikan tata niaga material baja dalam negeri agar terlindungi dari impor,” ujarnya.
Dalam penanganan material baja berkualitas tinggi, khususnya untuk material tahan gempa atau seismic grade, kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan fabrikasi oleh KSSC menjadi kunci dalam menciptakan sinergi yang kuat ke depan.

Sebagai bagian dari kesepakatan ini, KSSC akan berkontribusi dalam meninjau standar teknis baja, mengevaluasi penerapan baja berkinerja tinggi seperti baja tahan gempa, hingga menyediakan pelatihan dan lokakarya secara berkala. Krakatau Posco sendiri akan memastikan ketersediaan baja berkualitas tinggi serta mengoptimalkan rantai pasok industri baja di Indonesia.
Dengan adanya MoU ini, ISSC berharap dapat memperkuat sinergi antara industri baja Indonesia dan Korea Selatan, sekaligus mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih kokoh, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Sebagai perusahaan hasil kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan, Krakatau Posco berkomitmen untuk terus menjamin kualitas produk baja yang memenuhi standar internasional, meningkatkan kapabilitas industri baja dalam negeri, serta memastikan keberlanjutan rantai pasok yang efisien dan kompetitif guna mendukung perkembangan infrastruktur nasional. (***)