Peringatan Hari Air, PUPR Terapkan Prinsip Save Yield
Menteri PUPR mengimbau pemanfaatannya air tanah harus dilakukan seoptimal mungkin
Konstruksi Media – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan air tanah merupakan sumber air yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dari air permukaan mengingat pengisian kembali air tanah membutuhkan waktu yang lama.
Untuk itu, dia mengimbau dalam pemanfaatannya air tanah harus dilakukan seoptimal mungkin dengan mengacu pada prinsip save yield.
Hal tersebut disampaikan Basuki saat membuka acara Webinar Nasional yang diselenggarakan secara online dengan topik “Optimalisasi Air Tanah Untuk Semua”.
Baca Juga : Peter Frans: Konsultan Hebat Bisa Bangun Peradaban
“Kami mendorong seluruh stake holder untuk terus meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan sumber daya air, khususnya air tanah dengan mengedepankan pendekatan secara saintifik (scientific),” terang Basuki, Rabu (13/4/2022).
Ia menjelaskan, sesuai dengan topik webinar ini bahwa optimalisasi harus diartikan sebagai pemanfaatan optimal dengan mengedepankan pada save yield, bukan semaksimal mungkin untuk suplesi air permukaan.
“Jadi yang saya maksud dengan save yield adalah kita memanfaatkan air tanah dengan conjunctive use,” papar Basuki.
Hal itu sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, PUPR sepakat pengelolaan sumber daya air berdasarkan pada Wilayah Sungai harus memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
Meski potensi alamiah sumber daya air di Indonesia khususnya air tanah maupun air permukaan sangat besar, akan tetapi hal tersebut membutuhkan pengelolaan yang baik agar terhindar dari krisis air bersih.
“Perlu menyeimbangkan dalam eksplorasi air tanah dengan air permukaan untuk pemanfaatannya, agar kemrosotan dapat kita cegah atau paling tidak kita perpanjang umur air tanah,” imbuhnya.
Basuki yang juga Ketua Harian Dewan Sumber Daya Air Nasional mendorong kepada Dewan Sumber Daya Air Nasional, menambahkan untuk mengambil kesimpulan dari webinar sebagai bahan rekomendasi untuk action plan seluruh stakeholder dalam rangka melestarikan air tanah.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya air tidak dapat dilakukan oleh satu sektor saja. Kolaborasi antar pemangku kepentingan baik masyarakat, pemerintah, pengusaha, akademisi, peneliti, maupun organisasi profesi bidang air sangat penting dalam rangka memberikan solusi nyata bagi setiap permasalahan air tanah di Indonesia, demi keberlanjutan air tanah yang baik di masa depan.
“Menurut catatan saya ada tiga yang perlu difokuskan, pertama yang berhubungan dengan konservasi daerah imbuhan, kedua berkaitan dengan save yield untuk polecy dan implementasinya, dan ketiga eksplorasi air tanah itu di mana dapat dilakukan,” paparnya.
Sebagai informasi, Webinar nasional ini merupakan bagian dari peringatan Hari Air Dunia ke-30 Tahun 2022 dengan tema “Groundwater: Making the Invisible Visible” yang diperingati setiap tanggal 22 Maret. Basuki mengingatkan agar berhati-hati dalam membuat sumur resapan untuk menjaga kualitas air tanah.
“Dalam membangun sumur resapan juga harus memperhatikan water table atau batas muka air tanah agar air yang terserap dari permukaan justru tidak mencemari air tanah,” tutupnya.
Baca Artikel Selanjutnya :