Penyelesaian Pendanaan 2 Ruas Tol Trans Jawa, Ini Kata Sri Mulyani
Indonesia masih punya gap di sektor infrastruktur, sehingga pemerintah membangun proyek-proyek prioritas.
Konstruksi Media – Menteri keuangan Sri Mulyani mengungkapkan untuk menjadi negara maju selain investasi di Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur jadi persyaratan utamanya. Hal tersebut dikatakannya dalam sambutan Penyelesaian Transaksi Ruas Tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang antara Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Waskita Toll Road (WTR), anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Selasa, (6/9/2022).
Dia menyebut, di awal masa pemerintahan Joko Widodo, infrastruktur menjadi salah satu hal utama yang jadi perhatian. Pada masa itu, Sri mengatakan, Indonesia punya gap di sektor infrastruktur.
Melihat adanya gap tersebut, jelas Sri Mulyani, Presiden Jokowi mengetahui tantangan itu dan sekaligus ini menjadi tugas yang harus diselesaikan oleh pemerintah, sehingga pemerintah membangun proyek-proyek prioritas yang memiliki peranan penting.
“Infrastruktur sangat penting dibangun bagi suatu negara. Namun pertanyaannya bagaimana membangun 128 Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut,” terang Eks Direktur Bank Dunia tersebut.
Baca Juga : Prospek Bisnis WTR, Perkuat Keuangan Waskita Karya
Dia menjelaskan, untuk membangun 128 PSN dibutuhkan dana hingga ribuan triliun. Ia mengungkapkan untuk pembebasan lahan saja pemerintah sudah menggelontorkan dana dari APBN mencapai Rp 125 triliun.
Belum lagi untuk pengerjaan konstruksi dan juga operasinya yang bisa dapat membutuhkan dana ribuan triliun.

“Jadi tidak mungkin bergantung pada APBN dan neraca keuangan BUMN saja. Untuk itu pemerintah membuat berbagai skema pendanaan, termasuk KPBU (Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha) dan juga co-investasi seperti yang baru saja dilakukan INA kepada Waskita Karya untuk dua ruas tol Trans Jawa,” ucap Sri Mulyani yang Ketua Dewan Pengawas SWF Indonesia (INA).
Sementara, Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah menuturkan Waskita Karya Grup dan INA merealisasikan investasi dua ruas jalan tol Trans Jawa, yakni Kanci – Pejagan dan Pejagan – Pemalang dengan total panjang sekitar 94 km yang merupakan 8% dari seluruh tol Trans Jawa.
“Keuntungan dan manfaatnya sudah luar biasa. Jarak Cirebon-Semarang dipotong 50% dan 60 ribu mobil sudah melaluinya dan diproyeksikan jadi 110 ribu per hari pada 2030,” jelasnya.
Dia menambahkan, kota-kota yang dilalui tol ini mulai dari Cirebon, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan kota kecil lainnya. Selain itu, tol ini juga menjadi akses utama menuju ke Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati dan kawasan industri lainnya.
Ridha Wirakusumah berharap kedua ruas jalan tol tersebut dapat menciptakan kemakmuran pada masa mendatang. Selain itu, INA bisa berpartisipasi dalam pembangunan yang sustainable.
Lebih jauh, dia menjelaskan, INA didirikan untuk berbagai misi, termasuk potensi pembiayaan bukan utang seperti co-investasi seperti saat ini, menarik investor global dan mengembangkan Foreign Direct Investment (FID). Seperti saat ini dapat dari 3 benua, dari Eropa, Amerika dan Timur Tengah.
“Semoga ini jadi membantu sinyal positif bagi Indonesia dan BUMN, kalau Indonesia siap menjadi tujuan investasi yang saling menguntungkan atau win-win,” bebernya.
Untuk diketahui, pada 14 April 2022 lalu, Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengumumkan kerja sama investasi untuk mempercepat pembangunan jalan tol di Indonesia.
Kerja sama ini dimulai dengan ditandai penandatanganan Konfirmasi Dimulainya Transaksi (Confirmation of Transaction Commencement/ CTC) antara INA dan anak usaha Waskita yakni PT WTR untuk sejumlah ruas Jalan Tol Trans Jawa mencakup ruas-ruas Tol Kanci – Pejagan dan Tol Pejagan – Pemalang.
Tahun lalu juga, INA telah menandatangani kesepakatan dengan 3 investor yakni Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), APG Asset Management (APG), dan Caisse de dépôtet placement du Québec (CDPQ), yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MOU) untuk membentuk platform investasi dengan komitmen hingga US$ 3,75 miliar. Dana tersebut untuk penanaman modal di sektor jalan tol dengan mitra strategis global.
INA memiliki peran untuk menarik investasi domestik dan internasional (FID) sebagai alternatif pembiayaan non-utang, yang digunakan untuk membangun infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
Baca Artikel Selanjutnya :