Penuhi Kebutuhan Insinyur, ITS Lantik 93 Lulusan
Insinyur di Indonesia jumlahnya lebih dari 1 juta orang, namun baru 10.900 insinyur yang diakui secara formal
Konstruksi Media – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) melantik 93 insinyur baru. Pasalnya, sampai saat ini, insinyur yang diakui secara formal di Indonesia baru berjumlah sekitar 10.900 orang, padahal jumlah lulusan sarjana teknik dan serumpunnya melebihi 1 juta orang.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng dalam Pelantikan Insinyur Lulusan Program Studi Program Profesi Insinyur ITS Semester Gasal Tahun Akademik 2021/2022, menyampaikan apresiasinya kepada para lulusan PSPPI ITS atas kerja keras mereka dalam menjalani masa pendidikan selama enam bulan hingga berhasil menyandang gelar insinyur.
“Giat pelantikan profesi insinyur kali ini merupakan kali pertama diadakan secara luring oleh ITS selama masa pandemi,” kata Guru besar Teknik Elektro ITS, (18/4/2022).
Sebagai informasi, pelantikan tersebut juga dihadiri oleh jajaran pimpinan ITS, perwakilan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Jawa Timur.
Baca Juga : ITS – DAS Certification Tingkatkan Sertifikasi Keahlian
Rektor yang akrab disapa Ashari menjelaskan, pelaksanaan Program Profesi Insinyur (PPI) merupakan amanat dari UU No.11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, serta diperkuat dalam PP No. 25 Tahun 2019.

Menurutnya, sertifikasi insinyur merupakan sebuah kewajiban bagi para profesional yang bekerja di bidangnya.
“Di ITS sendiri pelaksanaannya dapat melalui Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL),” ujarnya.
Sementara, Ketua PII Wilayah Jawa Timur Prof Dr Ir Mohammad Bisri MS IPU yang hadir di lokasi menyampaikan ucapan selamat atas pencapaian 93 insinyur yang baru dilantik dan apresiasinya atas kesuksesan ITS yang berhasil menyelenggarakan PPI di bawah naungan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS.
Bisri mengatakan, saat ini proporsi insinyur yang dihasilkan oleh perguruan tinggi masih jauh dibandingkan kebutuhan akan profesi ini. Terdapat 40 perguruan tinggi yang diberikan mandat untuk melaksanakan PPI. Namun, dari jumlah tersebut hanya 34 perguruan tinggi yang aktif dalam penyelenggaraannya.
“Oleh karena ketimpangan kebutuhan tersebut, pemerintah belum mewajibkan setiap proyek bersyarat insinyur,” paparnya.
Ia menambahkan, PII terus menggenjot perguruan tinggi untuk menghasilkan lebih banyak insinyur di tahun-tahun berikutnya. Terkait hal tersebut, Bisri yakin ke depannya ITS dapat berkontribusi lebih besar terhadap persebaran insinyur di Indonesia.
“Bersamaan dengan itu kami terus melakukan sosialiasi serta menambah jumlah perguruan tinggi yang menyelenggarakan PPI,” tuturnya lebih jauh.
Ia berharap para insinyur yang baru saja dilantik ini segera melakukan pengurusan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Tujuannya, agar para insinyur baru ini secara formal sah untuk melakukan praktik sebagai insinyur.
“Harapannya, dengan anggota lebih banyak PII dapat lebih maju baik secara keprofesian maupun organisasi,” tutupnya.
Baca Artikel Selanjutnya :