HeadlineInfrastrukturNewsOPINI

Pentingnya Kolaborasi di Konstruksi

Jika konstruksi ingin memiliki kinerja yang sebaik manufaktur, maka konstruksi harus mampu mengelola produksi proyek konstruksinya mendekati tingkat integrasi yang dimiliki oleh manufaktur.

Pada bagian awal buku ini, terdapat definisi yang sangat penting, yaitu definisi yang membedakan tiga istilah yang sering kita dengar dan gunakan, meski kadang kita masih bingung akan perbedaannya itu. Ketiga istilah itu: kordinasi, koperasi dan kolaborasi. Ternyata digambarkan secara gamblang, bahwa ketiganya itu berupa tingkatan kerja sama yang harus dilakukan bergantung pada kompleksitas dan tingkat integrasi yang dibutuhkan, mulai dari yang paling rendah disebut kordinasi, kemudian koperasi, dan paling tinggi diistilahkan kolaborasi.

Ketika tantangan untuk menyelenggarakan proyek konstruksi sesuai dengan nilai yang diinginkan dan tetap menguntungkan dengan sedikitnya pemborosan, maka kompetensi untuk memimpin kolaborasi menjadi relevan. Ketika kita ingin menyelenggarakan metode Target Value Design (TVD), Integrated Project Delivery (IPD), atau Progressive Design-Build (PDB), maka harus ada yang berperan sebagai pemimpin proyek tersebut dan harus memiliki kompetensi memimpin kolaborasi di proyek tersebut; jika owner tidak mampu, maka harus ada konsultan yang membantu baik perusahaan atau individu. Demikian pula, untuk metode penyelenggaraan yang tradisional (design-bid-build) atau design-build, jika ingin dilakukan dengan lebih baik, maka kolaborasi adalah kuncinya, misalnya dengan bantuan metode Partnering.

Muhamad Abduh
Muhamad Abduh, Guru Besar Teknik Sipil FTSL ITB dan Ketua Umum IAMKRI)

Tentu saja, buku ini tepat waktunya hadir ketika semangat untuk lebih terintegrasi dalam penyelenggaraan proyek, misalnya dengan adanya teknologi BIM, untuk mendapatkan kinerja proyek konstruksi yang lebih baik, semakin menyebar di berbagai negara. Buku ini direkomendasikan sebagai bacaan utama bagi praktisi bidang konstruksi yang ingin memulai membangun atau memperkuat kompetensinya dalam memimpin sebuah proyek konstruksi yang memerlukan kolaborasi. Perlu diantisipasi, pada masa yang akan datang, pendekatan penyelenggaraan proyek yang berbasis kolaborasi akan menjadi hal yang biasa dan bahkan harus dilakukan.

(Moradi, S., Kahkonen, K., Koskela, L., Klakegg, O.J., Aaltonen, K. Routledge Handbook of Collaboration in Construction. CRC Press. Kindle Edition. 2025). (***)

Previous page 1 2

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp