HeadlineInfrastrukturNewsOPINI

Pentingnya Kolaborasi di Konstruksi

Jika konstruksi ingin memiliki kinerja yang sebaik manufaktur, maka konstruksi harus mampu mengelola produksi proyek konstruksinya mendekati tingkat integrasi yang dimiliki oleh manufaktur.

Oleh: Muhamad Abduh (Guru Besar Teknik Sipil FTSL ITB & Ketua Umum IAMKRI)

Konstruksi Media – Jika dibandingkan antara kinerja konstruksi dan manufaktur, maka akan sangat terlihat perbedaan kinerjanya. Jika mengacu pada sumber Lean Construction Institute, kegiatan yang berkontribusi langsung kepada produk akhir di manufaktur yang bisa mencapai 62%, sedangkan di konstruksi hanya 10%. Sedangkan dalam kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai pemborosan juga berbanding terbalik, di manufaktur hanya 26%, sedangkan di konstruksi 57%. Selebihnya adalah kegiatan yang dikategorikan sebagai kegiatan pendukung, yang bagi konstruksi masih juga cukup besar yaitu 33%.

Mengapa manufaktur bisa memiliki kinerja yang seperti itu? Jawabannya tidak lain dari integrasi yang dimiliki dalam proses produksinya mulai dari hulu hingga hilir. Selain itu manufaktur dikelola oleh satu entitas tunggal yang bertanggung jawab dan sangat demanding dari awal hingga proses selesai. Jika dibandingkan dengan konstruksi, maka terlihat sekali perbedaannya yang sangat nyata: 1. Setiap proses produksinya tersegmentasi karena spesialisasi dan proses penyelenggaraannya yang terputus-putus; 2. Banyak entitas yang melakukan proses tersebut dengan disiplinnya masing-masing, tanpa ada yang sangat berkuasa mengelola semuanya secara bertanggung jawab; sistem kontrak dan sub-kontrak yang digunakan oleh pemilik dan kontraktor dalam pelaksanaannya.

Jadi, jika konstruksi ingin memiliki kinerja yang sebaik manufaktur, maka konstruksi harus mampu mengelola produksi proyek konstruksinya mendekati tingkat integrasi yang dimiliki oleh manufaktur. Alternatif pertama adalah membuat sistem produksi serta penyelenggaraannya yang terintegrasi dari hulu hingga hilir mirip seperti manufaktur. Namun hal ini akan sulit untuk dilakukan saat ini, meski berbagai metode penyenggaraan kolaboratif sudah ada. Alternatif kedua adalah, dengan metode penyelenggaraan yang banyak dipraktikkan saat ini, menekankan pentingnya kolaborasi dan melaksanakannya dengan benar di proyek konstruksi.

Buku yang ditulis para pakar di bidang konstruksi ramping (lean construction) dari Finlandia ini – salah satu editornya adalah Lauri Koskela, salah satu pencetus konstruksi ramping – menjelaskan perlunya kolaborasi di proyek konstruksi serta pengertiannya (Bagian I), metode bagaimana dilakukan kolaborasi tersebut (Bagian II), hingga contoh-contoh proyek konstruksinya (Bagian III).

1 2Next page

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp