Pengembangan Bandara Kualanamu Diyakini Tingkatkan Investasi di Sumatera
Konstruksi Media – Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy mengatakan, pengoperasian dan pengembangan Bandara Kualanamu melalui kerja sama antara PT Angkasa Pura II dengan GMR Airports Consortium berpotensi menyokong geliat perdagangan dan investasi di Tanah Air.
“Pengembangan bandara di ujung Pulau Sumatra itu akan menjadikan Kualanamu sebagai hub di kawasan Asia yang mencakup Asia Selatan dan Kawasan Indo-China,” ujar Yusuf dikutip pada Selasa (21/12/2021).
- Kamaluddin Terpilih Aklamasi Pimpin AABI 2025–2030, Siap Jadikan Organisasi Pilar Pembangunan Jalan Nasional
- Wamenekraf Dukung Kreativitas Mahasiswa, Y.iD Award 2025 Bentuk Generasi Motor Ekonomi Kreatif
- Peringati Hari Bumi 2025, Telkom Indonesia dan Telkom University Gelar Pengukuran Stok Karbon di 25 Lokasi Nasional
Sejalan dengan itu, maka prospek perdagangan dan investasi dari negara tetangga ke Indonesia sangat cerah.
Pengembangan Bandara Kualanamu juga akan mengedepankan konsep Aerotropolis dimana bandara dijadikan sebagai pusat perkembangan perkotaan yang mempengaruhi perkembangan area komersial dan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Menurut Yusuf, kerja sama ini juga akan meningkatkan trafik penerbangan internasional ke Bandara Kualanamu sehingga dapat menarik investasi untuk sektor industri, khususnya di Sumatra Utara.
“Tujuan dari kerja sama ini memberikan kesempatan kepada mitra untuk mengelola Bandara Kualanamu, termasuk menanggung beban pengelolaan, sehingga kunjungan lewat penerbangan akan lebih banyak ke sana dan mendatangkan investasi untuk sektor industri di Sumatra,” katanya.
“Sementara dari pihak pemerintah mendapatkan keuntungan dari bagi hasil pengelolaan bandara tersebut,” sambungnya.
Adapun sektor yang berpeluang untuk dibidik investor salah satunya adalah industri pengolahan dan komoditas kelapa sawit. Apalagi Sumatra merupakan salah satu penghasil utama kelapa sawit.
“Nanti bisa mendatangkan investasi untuk sektor industri di sana, kelapa sawit misalkan atau bidang industri yang lain,” sebutnya.
Kerja sama ini juga dinilai bakal mendorong Bandara Kualanamu sebagai salah satu pusat distribusi rantai pasok global di kawasan Asia, serta berpeluang mengimbangi Changi Airport di Singapura dan Kuala Lumpur International Airport (KLIA) di Malaysia.
Posisi Kualanamu sebagai hub akan meningkatkan efisiensi bisnis di Tanah Asia sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk meningkatkan perdagangan maupun menanamkan modalnya di Indonesia.
Letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, juga menjadi daya tarik bagi para pelancong dan calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan tersebut.
“Karena kita kan sebetulnya ingin menjual keunggulan kompetitif kita (dari kerja sama ini). Termasuk industri pariwisata, karena masuknya wisatawan mancanegara lewat Bandara Kualanamu,” pungkasnya.***