Konstruksi Media – Pemerintah resmi mengalihkan seluruh saham seri B negara pada PT Enery Management Indonesia (EMI) (Persero) ke PT PLN (Persero). Hal ini membuat pendapatan EMI ditargetkan mencapai lebih dari Rp8 triliun hingga 2025 mendatang.
Dalam upaya mencapai goal sebagai Leading Energy Service Company (ESCO), PLN akan melakukan Transformasi EMI pada 2021-2025 di antaranya melalui penguatan kapabilitas, kemitraan dengan BUMN dan pelaku ekonomi lain, penguatan dukungan kebijakan serta pendanaan dekarbonisasi.
- HATTI Gelar Asian Young Geotechnical Engineers Conference2024 di Jakarta, Redefining the Future of Infrastructure
- Kemen PU Modernisasi Daerah Irigasi Rentang di Jabar
- IAI Jakarta Resmi Gelar Jakarta Architecture Festival 2024
Dengan keberhasilan transformasi EMI sebagai leading ESCO serta asumsi dukungan penuh dari segenap stakeholders, diproyeksikan EMI akan mencapai pendapatan lebih dari Rp8 triliun pada 2025, atau secara kumulatif 5 tahun ke depan sebesar Rp13 triliun dengan estimasi EBIT sebesar Rp825 miliar. Ini tentu akan menjadi bukti bahwa akselerasi mencapai ekonomi hijau Indonesia.
“Untuk itu, kami memohon dukungan dari seluruh stakeholder bagi EMI untuk mewujudkan visi EMI sebagai ESCO Nasional dan pilihan konsumen Asia Tenggara guna mempercepat program dekarbonisasi nasional menuju Ekonomi Hijau Indonesia,” kata Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam Launching PT Energy Management Indonesia (EMI) ke dalam PLN Group untuk Mendukung Inisiatif Dekarbonisasi Menuju Green Economy yang berlangsung di Jakarta, Jumat, 22 Oktober 2021.
Nantinya, EMI akan bergerak ke bawah membantu pemerintah daerah dan semua lapisan masyarakat dalam penyusunan kebijakan dan masterplan konservasi energi. Selain itu, EMI akan melakukan penyusunan solusi engineering untuk konservasi energi dan memenuhi sertifikat green.
“EMI juga akan melakukan pengembangan pemanfaatan EBT skala kecil dan Implementasi solusi turnkey infrastruktur bisnis dan retail yang ramah lingkungan,” ujar Zulkifli.
Dengan bergabungnya EMI sebagai anak usaha PLN maka ada empat sasaran utama. Pertama, sinergi internal antara PT Energi Management Indonesia dengan PLN. Kedua, peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam penyediaan layanan.
“Ketiga, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal. Dan terakhir, penciptaan nilai di keseluruhan ekosistem energi nasional,” ucap Zulkifli.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyambut baik penggabungan EMI sebagai anak perusahaan PLN. Menurutnya penggabungan ini merupakan bagian dari transformasi BUMN, khususnya transformasi energi terbarukan yang dilakukan oleh PLN.
“Hari ini kita membuktikan bahwa kita terus melakukan efisiensi di BUMN dengan bergabungnya EMI ke dalam ekosistem PLN, tetapi jelas sekali EMI juga merubah bisnis modelnya sebagai bagian dari auditing system untuk energi hijau. Ini yang sangat menarik karena PLN juga ikut bertransformasi, dan saya rasa ini menjadi ekosistem yang penting,” katanya.
Kehadiran EMI sebagai anak usaha PLN diharapkan dapat memperkuat transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau untuk Indonesia. Ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Erick mengungkapkan, sebagai perwujudan dari energi terbarukan, PLN harus mulai menata ulang proses bisnis yang disesuaikan dengan eco lifestyle yang akan terjadi di masyarakat. Sehingga, masyarakat akan bisa beradaptasi dengan perubahan energi terbarukan yang sedang dilakukan.
“Eco lifestyle yang akan terjadi di Indonesia ini akan berdampak luar biasa tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Karena itu, penting sekali kolaborasi dan gotong-royong dalam membangun road map bersama, antara stakeholder pemerintah, stakeholder masyarakat, dan tentu para expert yang ada di bidang energi terbarukan,” tutr Erick.
Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target Perjanjian Paris untuk karbon netral atau net zero emission (bebas emisi karbon) pada 2060. Erick berharap dengan eco lifestyle yang terus berkembang, dorongan kepada transformasi PLN ini bisa mengakselerasikan 21 Giga Watt (GW) dalam 19 tahun ke depan dan 29 GW di 15 tahun berikutnya, sehingga menjadi sesuatu yang masif.
“Ini yang saya harapkan bagaimana sinergisitas PLN-EMI menjadi satu kesatuan yang membantu daripada transformasi ini terlepas dari pada dukungan secara menyeluruh dari Kementerian dan juga tadi dukungan kepada masyarakat untuk bisa melakukan eco lifestyle, karena sulit kalau tidak mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Kementerian BUMN juga sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa duta besar yang saya minta mereka dapat menjadi bagian daripada transformasi di Indonesia, karena kita ketahui paru-paru dunia hanya di dua tempat, yaitu Indonesia dan Brazil,” kata Erick.