InfrastrukturKawasan

Pemprov DKI Inisiasi Bangun Interkoneksi Jalur Bawah Tanah MRT

Interkoneksi bawah tanah akan menghubungkan Thamrin Nine-UOB – Stasiun Dukuh Atas BNI.

Konstruksi Media – Guna menciptakan kemudahan dan kenyamanan yang dirasakan warga dalam berpindah antarmoda transportasi publik, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya menciptakan tata kota berorientasi transit dengan menginisiasi pembangunan fasilitas interkoneksi bawah tanah pertama di jalur MRT (Moda Raya Terpadu).

Inisiasi pembangunan interkoneksi bawah tanah ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama pembangunan bangunan dan fasilitas interkoneksi Thamrin Nine-UOB – Stasiun Dukuh Atas BNI.

Perjanjaian kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta Farchad Mahfud dan Direktur Utama PT Wisma Kartika Alvin Gozali. Kemudian disaksikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.

Dalam sambutannya, Anies Baswedan mengatakan, kawasan berorientasi transit kian dikembangkan dengan terobosan dan inovasi-inovasi terbaru untuk memudahkan pergerakan atau perpindahan masyarakat yang menggunakan transportasi massal.

Ini dilakukan sebagai upaya mewujudkan jaringan interkoneksi bawah tanah dan seamless urban mobility di kawasan berorientasi transit.

Anies menuturkan terowongan pejalan kaki yang menghubungkan antara Gedung Thamrin Nine UOB dan Stasiun Dukuh Atas BNI ini merupakan bukti nyata bahwa kerja kolaboratif.  Dalam hal ini fasilitas transportasi publik dan bangunan komersial di lahan privat, akan menghadirkan kemudahan bermobilitas.

“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menunjukkan kepada semua, bahkan dunia, bahwa Jakarta yang awalnya dibangun dengan konsep berorientasi kendaraan pribadi, dapat beralih menjadi kota yang lebih nyaman, produktif dan berkelanjutan melalui pembangunan berorientasi transit,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies, Senin, (11/7/2022).

Baca Juga : MRT Tahun Ini Bangun 750 Hunian di Kawasan TOD

Menurutnya, terowongan ini akan menjadi permulaan dari terwujudnya jaringan interkoneksi bawah tanah di rute MRT yang bukan hanya memudahkan pola pergerakan tapi juga mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai ruang produktif baru di Jakarta.

Ia menambahkan, dengan pembangunan berorientasi transit, Jakarta bertransformasi dengan memprioritaskan pejalan kaki, pesepeda, transportasi publik, dan pengguna kendaraan rendah emisi. Selain itu, kata kuncinya ialah integrasi, baik itu integrasi antarmoda transportasi publik dan integrasi dengan gedung di sekitar stasiun MRT.

“Saya mengapresiasi pembangunan terowongan pejalan kaki bawah tanah pertama di Indonesia ini,”imbuhnya.

Kereta MRT Jakarta. Dok. Istimewa.

Telan Anggaran Rp150 Miliar

Sementara, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan akses pejalan kaki ini sepanjang 80 meter dengan lebar lima (5) meter dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti retail, storage room, parkir sepeda, eskalator, dan elevator.

Terowongan ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit yang universal, termasuk ramah terhadap penyandang disabilitas. Rencananya, terowongan pejalan kaki bawah tanah ini dibangun dengan anggaran Rp150 miliar dan akan dikerjakan selama 18 bulan ke depan. 

Pembangunan interkoneksi, seperti terowongan pejalan kaki penghubung Gedung Thamrin Nine UOB–Stasiun Dukuh Atas BNI ini, berpotensi meningkatkan angka keterangkutan (ridership) MRT Jakarta. Selain itu juga meningkatkan jumlah kunjungan ke pusat perkantoran/perbelanjaan yang terhubung, dan mengaktivasi ruang bawah tanah sebagai ruang baru yang produktif.

Seperti pengalaman akses layang di Blok M Plaza yang meningkatkan kunjungan hingga 150%.

Ia menambahkan, terowongan ini melengkapi interkoneksi layang Stasiun Blok M BCA dan Blok M Plaza yang telah terbangun dan interkoneksi layang Stasiun Lebak Bulus Grab-Pondok Indah Square yang sedang dalam tahap konstruksi.

Selain itu, terdapat 5 interkoneksi bawah tanah dan layang yang saat ini sedang dalam tahap persiapan. Seluruh stasiun MRT sudah dirancang  untuk dapat terkoneksi dengan bangunan sekitar.

PT MRT Jakarta juga mengajak para pemilik bangunan untuk dapat berkolaborasi dalam mewujudkan jaringan interkoneksi di sepanjang jalur MRT.

“Selain kerja kolaboratif bersama pihak Thamrin Nine Complex membangun interkoneksi terowongan pejalan kaki ini, hari ini juga kami menandatangani nota kesepahaman dengan Samsung C&T Corporation terkait investasi TOD, skema pembiayaan pengembangan sistem perkeretaapian perkotaan dan peremajaan perkotaan dengan Standard Chartered Bank, dan partisipasi perusahan Jepang dalam penyelenggaraan TOD di Jakarta dengan Oriental Consultants Global,” terang William.

Ia menambahkan, sejauh ini sejumlah gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta sangat berpotensi untuk terkoneksi secara langsung.

Adapun gedung tersebut yakni Wisma Nusantara dan Hotel Pullman dengan Stasiun Bundaran HI, Sudirman 7.8 dengan Stasiun Setiabudi Astra, Wisma Intiland dengan Stasiun Bendungan Hilir, Menara Mandiri dengan Stasiun Istora Mandiri, dan yang sedang dibangun dan akan diresmikan bulan depan, yaitu Poins Square dan Stasiun Lebak Bulus.

“Jaringan interkoneksi ini akan berdampak dua hal, yaitu kenaikan angka keterangkutan MRT Jakarta dan keberlanjutan pelaku ekonomi di sekitar stasiun MRT Jakarta, terutama peluang bertumbuh,” tutupnya 

Sementara, Direktur Utama PT Wisma Kartika Alvin Gozali menuturkan pembangunan terowongan ini dibiayai oleh pengembang kawasan Thamrin Nine PT Putragaya Wahana melalui perusahaan afiliasinya PT Wisma Kartika, dan Bank UOB.

Ia menambahkan, pembangunan interkoneksi ini sepenuhnya merupakan social enviromental consesion (non profit). Meski begitu, benefit yang akan didapat kawasan Thamrin Nine salah satunya yakni dari sisi marketing dan harga sewa yang kemungkinan akan meningkat.

“Secara marketing lebih kuat karena banyak orang dan karyawan bisa masuk ke gedung kita, gedungnya jauh lebih produktif dan kemungkinan bisa mendongkrak harga sewanya,” ungkapnya.

Ia berharap, sebagai pengembang kawasan Thamrin Nine pembangunan interkoneksi bawah tanah ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Nantinya kehadiran tunnel MRT ini bisa menjadikan lingkungan kawasan Thamrin Nine lebih lebih nyaman, tidak macet, dan semua moda transportasi saling terintegrasi.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp