
Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) terus mempercepat pembangunan proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek di Gorontalo. Hingga awal Mei 2025, progres pembangunan telah mencapai 65% dari total rencana, dengan nilai investasi sebesar Rp 1,4 triliun.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa pembangunan terbagi dalam dua area utama: sisi laut dan sisi darat. Pekerjaan sisi laut telah rampung 85%, mencakup struktur dermaga, trestle (akses jalan), pemancangan, dan proteksi pantai. Sementara itu, pekerjaan sisi darat baru mencapai sekitar 30%, terkendala pembebasan lahan.
“Kami menargetkan pekerjaan sisi laut selesai pada akhir Agustus. Meski ada tantangan di sisi darat, koordinasi terus kami lakukan untuk mempercepat pelaksanaan konstruksi,” ujar Adjib.

Pelabuhan Anggrek dirancang sebagai pelabuhan transhipment (alih muat) pertama di Kawasan Timur Indonesia dengan kapasitas hingga 35.000 TEUs per tahun. Fasilitasnya mencakup dermaga modern yang mampu menampung tiga kapal besar secara bersamaan, lapangan kontainer seluas 19.000 m², depo kontainer kosong 9.700 m², serta area pergudangan, perkantoran, dan pengelolaan limbah.
Proyek ini juga menggunakan produk dalam negeri serta menyerap tenaga kerja lokal, memberikan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung bagi masyarakat sekitar.
Dibangun dengan skema KPBU dan model Build-Operate-Transfer (BOT) dengan masa konsesi 30 tahun, proyek ini melibatkan konsorsium PT Gotrans Logistic International dan PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, dengan Hutama Karya sebagai kontraktor utama.

Setelah beroperasi, Pelabuhan Anggrek akan melayani rute-rute strategis seperti Anggrek–Makassar–Surabaya dan Anggrek–Bitung–Ternate–Sorong. Keberadaan pelabuhan ini diproyeksikan dapat menurunkan biaya logistik hingga 25%, sekaligus meningkatkan daya saing komoditas lokal seperti jagung, perikanan, dan hasil perkebunan.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Pelabuhan Anggrek juga menerapkan konsep green port. Ini tercermin dari penggunaan lampu LED hemat energi, sistem pengelolaan limbah terintegrasi, serta area penghijauan di sekitar pelabuhan.
“Melalui sinergi dengan pemilik proyek, PT AGIT, Kementerian Perhubungan, dan mitra terkait, kami berkomitmen menuntaskan proyek ini dengan kualitas terbaik,” tutup Adjib. (***)