News

Pakai Dana SBSN, Sekjen Kemenag Groundbreaking Gedung Fikes UIN

UIN Jakarta bukan pertama kali ini menerima anggaran pembangunan gedung dari SBSN, melainkan sudah menikmati lebih dari sekali.

Konstruksi Media – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia (Sekjen Kemenag) Nizar melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan gedung Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Gedung Fikes UIN Jakarta tersebut bertempat di Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Untuk diketahui, Gedung Fikes tersebut nantinya akan berdiri di atas lahan seluas sekitarnya 4.000 meter persegi. Dengan biaya pembangunannya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara sebesar Rp 40,758 juta.

Ia mengatakan, UIN Jakarta bukan pertama kali ini menerima anggaran pembangunan gedung dari SBSN, melainkan sudah menikmati lebih dari sekali.

“Saya berpesan kepada Ibu Rektor (Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, Red) selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), para wakil rektor, kepala biro, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Kelompok Kerja (Pokja) pembangunan agar bekerja semaksimal mungkin, berintegritas, berdedikasi, dan berkomitmen untuk menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing,” ungkapnya sebagaimana ditulis, Minggu, (19/6/2022).

Ia menuturkan, sinergi dan koordinasi juga harus selalu dilakukan agar setiap ada kendala dan masalah yang berpotensi menghambat jalannya proses pembangunan atau mengurangi mutu pembangunan dapat diurai dan dicari solusinya.

Sekjen Kementerian Agama lakukan groundbreaking pembangunan Fakultas Kesehatan UIN Jakarta. Dok. Ist

Dirinya memastikan anggaran yang disediakan untuk pembangunan gedung tersebut terpenuhi akuntabilitasnya.

Baca Juga : PUPR Sebut Pembangunan Infrastruktur Prioritaskan Produk Lokal

“Setiap rupiah yang dikeluarkan, katanya, dimanfaatkan untuk terwujudnya pembangunan gedung yang sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu. Selain itu, pembangunan harus dikontrol agar selesai tepat waktu dan memenuhi standar mutu,” paparnya.

“Harap diingat, SBSN ini dapat dimaknai sebagai berkah, tetapi sekaligus juga bisa menjadi musibah,” sambung Nizar.

Dijelaskan olehnya, SBSN menjadi berkah karena dengannya UIN Jakarta dapat membangun gedung kuliah terpadu yang representatif. Rasanya sulit terwujud atau setidaknya akan membutuhkan waktu cukup lama jika harus dibiayai oleh APBN.

“SBSN bisa menjadi musibah jika tidak dikelola secara baik dan benar karena perencanaan yang tidak matang, pelaksanaan yang tidak terkelola secara baik, dan pengawasan yang lemah,” ucapnya.

Lebih lanjut dia mengemukakan, dengan nilai biaya yang relatif besar, godaan SBSN juga besar bagi para pihak yang terlibat. Kalau itu sampai terjadi, tandasnya, akan berakibat pada pembangunan yang tidak memenuhi kualitas, volume yang berkurang, atau bahkan puncaknya, yaitu pembangunan menjadi mangkrak karena tidak dapat diselesaikan tepat waktu.

“Rektor sebagai KPA akan menjadi pihak yang pertama kali tertuduh, walaupun boleh jadi faktanya tidak. Na’udzubillah, jangan sampai terjadi,” tuturnya.

Hadir dalam groundbreaking tersebut yakni Ketua Senat Universitas Abuddin Nata, Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Ahmad Rodoni, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Arief Subhan, serta beberapa dekan dan tamu undangan.

Dalam laporannya, Dekan Fikes Zilhadia mengungkapkan gedung Fikes saat ini masih menyatu dengan Fakultas Kedokteran (FK). Hal itu mengingat Fikes sebelumnya lahir dari satu nama fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Seiring berjalannya waktu, FKIK kemudian dipisah menjadi fakultas yang masing-masing berdiri sendiri.

Ia mengatakan, mahasiswa Fikes saat ini mencapai lebih dari 1.400 orang. Rasio penerimaan mahasiswa baru setiap tahun perbandingannya mencapai 1:40 dan dari Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) perbandingannya 1:80. Fikes kini memiliki lima program studi, yaitu Apoteker, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan, Profesi Apoteker, dan Profesi Ners.

“Fikes saat ini merupakan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) yang satu-satunya memiliki Program Studi Apoteker dari Fikes lainnya, seperti di UIN Malang, UIN Surabaya, dan UIN Makassar,” terangnya.

Lebih jauh, ia mengemukakan, gedung baru Fikes akan dibangun setinggi empat lantai. Selain gedung utama perkuliahan dan perkantoran, juga terdapat sarana penunjang lain, seperti laboratorium dan gudang serta sarana parkir dan taman.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp